Beranda / Berita / Anggap Kurang Transparan, Warga Segel Kantor Keuchik

Anggap Kurang Transparan, Warga Segel Kantor Keuchik

Minggu, 27 Desember 2020 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Warga menyegel kantor Keuchik Suak Awe, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, Sabtu (26/12/2020) [Dok.serambinews/Syahril]


DIALEKSIS.COM | Aceh Barat - Lagi-lagi peristiwa kasus penyegelan kantor keuchik oleh warga desa kembali terjadi, hal itu dipicu oleh penggunaan Dana Desa yang dianggap kurang transparan. Kali ini, kasus penyegelan itu terjadi di Gampong Suak Awe, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat yang terjadi pada Sabtu (26/12/2020)  

Sejumlah warga mendatangi kantor keuchik meminta aparatur gampong agar transparan dalam menggunakan Dana Desa.

Warga berharap aspirasinya didengarkan oleh aparatur gampong. Tetapi sayangnya, di kantor keuchik tidak ada satu pun aparatur yang hadir. Warga pun emosi dan kemudian menyegel kantor dengan memalang pintu masuk kantor dengan menggunakan kayu.

 “Selama ini aparat desa tidak terbuka dengan masyarakat terkait penggunaan Dana Desa. Kami menyegel kantor keuchik sebagai bentuk protes,” pungkas Koordinator Aksi di Suak Awe, Safrizal.

Ia menegaskan, warga melakukan aksi itu hanya untuk menuntut adanya keterbukaan dari aparatur desa. Setiap pelaksanaan kegiatan harus berdasarkan musyawarah dengan warga, baik masalah pembangunan dan terkait dengan penggunaan Dana Desa.

Aksi itu berlangsung tertib dan aman, tidak terjadi aksi anarkis atau pun pengerusakan bangunan. Warga hanya melakukan pemalangan pintu masuk, serta mencoret-coret dinding bangunan kantor keuchik.

Sementara itu, Kapolres Aceh Barat AKBP Andrianto Argamuda melalui Kapolsek Pante Ceureumen, Ipda Rahmad Qaswani kepada Serambi, Sabtu (26/12/2020) menyampaikan, aksi yang dilakukan oleh warga sudah berhasil diamankan tanpa ada keributan.

Pihaknya mengaku telah mengarahkan warga dan aparat desa untuk melakukan mediasi dengan bermusyawarah, guna mewujudkan kenyamanan bersama.

“Aksi warga hanya melakukan penyegelan biasa saja, dan tidak ada aksi anarkis seperti perusakan bangunan,” jelasnya.

Ia menjelaskan, adapun bentuk penyelesaian masalah itu, pihaknya akan ikut melakukan mediasi antara aparat desa dan warga guna mencari solusi untuk perbaikan ke depan, sehingga aksi yang sama tidak terjadi lagi (serambinews.com).


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda