kip lhok
Beranda / Analisis / Ikatan Jokowi terhadap Aceh

Ikatan Jokowi terhadap Aceh

Senin, 24 Desember 2018 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Infografis (Political Creative Design)

Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Aceh sebagai kampung keduanya. Hal tersebut diungkapkannya dalam berbagai kesempatan. Tidak heran, mengingat Jokowi pernah menetap di Aceh. Presiden ke-7 Republik Indonesia itu pernah bekerja dan tinggal di Aceh hampir tiga tahun pada tahun 1985-an. Pada saat beliau selesai kuliah di jurusan Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM), pengalaman kerja pertama yang ditempuh adalah menjadi konsultan kehutanan pabrik Kertas Kraft Aceh (KKA) yang letaknya pada saat ini di kabupaten Bener Meriah.

Pertama sekali kunjungan Presiden Jokowi ke Aceh pada 8 Maret 2015, sesaat setelah tiba beliau menyempatkan diri menikmati hidangan mie aceh di Warung Mie Razali kawasan Peunayong, Banda Aceh, Minggu malam sekitar pukul 21.00 WIB. Kegiatan Presiden Jokowi di Aceh pada Senin 9 Maret 2015 adalah meninjau kilang PT Perta Arun dan meresmikan peletakan batu pertama proyek waduk Krueng Keureuto di Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara. Setelah itu, Presiden Jokowi meluncurkan "Gerakan Nasional Ayo Kerja" dan logo peringatan 70 Tahun Indonesia Merdeka di Tugu Titik KM Nol di Sabang dan meninjau perkembangan pengerjaan Embung Seunara di Kota Sabang.

Kunjungan Presiden Jokowi yang kedua bersama Ibu Negara berlebaran dan melaksanakan salat Idul Fitri 1436 Hijriah di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, bersama-sama masyarakat Aceh. Hal ini adalah momen istimewa mengingat ini kali pertamanya seorang presiden merayakan hari suci umat muslim di tanah serambi mekkah. 

Selanjutnya, Presiden dan rombongan menuju PLTD Apung, Gampong Punge Blang Cut, Banda Aceh untuk silaturahmi dengan masyarakat sekitarnya. Dalam kunjungan tersebut, Presiden membagikan 1.000 paket sembako kepada warga sekitar PLTD Apung di Punge Blang Cut. Presiden Jokowi juga membagikan 1.000 paket sembako kepada masyarakat di Masjid Besar Pahlawan, Gampong/Desa Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh.

Presiden Joko Widodo bersama ibu negara Iriana, juga menyambangi Kabupaten Aceh Barat, juga turut membagikan sembako kepada masyarakat nelayan dan penyandang cacat serta masyarakat miskin lainnya di Kompleks Perumahan Nelayan di kawasan Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat.

Kunjungan Presiden Jokowi yang ketiga adalah saat meresmikan Bandar Udara Rembele, kabupaten Bener Merah pada Rabu 2 Maret 2016. Presiden Jokowi dan rombongan menggunakan pesawat CN-295 dari Bandar Udara (Bandara) Kualanamu, Sumatera Utara. Usai meresmikan Bandara Rembele, Presiden Jokowi menemui orang tua angkatnya saat di Aceh yaitu Bapak H. Nurdin dan Ibu Tursina. Orang tua angkat saat Jokowi tinggal dan bekerja di PT Kertas Kraft Aceh sekitar 1986-1988. Dalam pertemuan tersebut juga selain menemui orang tua angkat, Presiden juga melepas rindu dengan 20 orang sahabatnya yang juga pernah tinggal bersama-sama.

Kunjungan keempat Presiden Jokowi ke Aceh adalah kota Lhokseumawe untuk agenda meresmikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Meuria Paloh, Kamis 2 Juni 2016. Presiden beserta rombongannya mendarat di Bandara Malikussaleh, dengan menggunakan Pesawat CN 295 milik TNI AU. Presiden menekan sirine dengan didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama PT. PLN Sofyan Basir serta Gubernur Aceh Zaini Abdullah. Menandai dimulainya pembangunan proyek milik PT PLN tersebut, berkapasitas sebesar 184 Mega Watt.

Kunjungan kelima Presiden Jokowi ke Aceh adalah pada saat gempa bumi yang meluluh-lantakkan Pidie Jaya, Pidie, Birueun dan wilayah sekitarnya yang terjadi pada 

Rabu (7/12) pukul 05. 03.36 WIB dengan kekuatan Magnitude 6,4 Skala Richter (SR). Pusat gempa bumi terletak pada 5,19 LU dan 96,36 BT, tepatnya di darat pada jarak 106 km arah tenggara Kota Banda Aceh, pada kedalaman 15 km. Gempa bumi ini mengakibatkan sejumlah bangunan roboh dan rusak berat, 700 an luka berat danseratusan orang dinyatakan meninggal.

Selesai melakukan kunjungan kerja di Bali, Presiden Jokowi bergegas langsung bertolak ke Aceh dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis 8 Desember 2016 siang. Pesawat kepresidenan Indonesia Satu yang membawa Presiden Jokowi dan rombongan tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, sekitar pukul 17.35 WIB.

Presiden Jokowi langsung memimpin rapat koordinasi penangananan bencana Pidie Jaya sesampainya di Banda Aceh. Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Plt Gubernur Aceh Soedarmo. Beliau ingin memastikan langsung penanganan penyaluran bantuan, evakuasi para korban, dan perbaikan infrastruktur pendukung berjalan dengan baik. Selain itu, Presiden juga akan menjenguk para korban musibah gempa tersebut.

Kunjungan keenam Presiden Jokowi ke Aceh masih terkait dengan penangganan gempa bumi Pidie Jaya. Merasa tidak cukup sekali saja dalam melihat secara langsung penangganan musibah gempa bumi di Aceh, Presiden menyinggahi Aceh kembali pada Kamis 15 Desember 2016, setelah lawatan kerja kenegaraan dari India dan Iran. Presiden Jokowi menjelaskan, ia hanya ingin memastikan bahwa seluruh rakyat mendapat bantuan, pelayanan dan penanganan yang baik mulai dari kesehatan, santunan kematian, ketersediaan logistik bagi pengungsi, bantuan untuk anak-anak. Selain itu, pembangunan kembali fasilitas-fasilitas umum, seperti kantor pemerintah, sekolah, masjid dan juga rumah-rumah warga yang rusak.

Kunjungan ketujuh Presiden Jokowi ke Aceh adalah saat membuka Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh. 

Tiba di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Sabtu 6 Mei 2017, pukul 09.20 WIB. Presiden Jokowi dan Ibu Negara menempatkan Aceh sebagai daerah urutan pertama yang disambanginya untuk mengawali kunjungan kerja Lintas Nusantara selama lima hari.

Rombongan berangkat menuju Banda Aceh melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia pada pukul 07.10 WIB. Presiden membuka acara Penas KTNA sekalisgus memberi kata sambutan. Dalam sambutannya, Jokowi mengajak semua orang mencintai petani. Saat kecil, Jokowi mengaku dinasihati orang tuanya agar menghormati petani. "Kalau tidak ada petani yang bekerja keras, kita mau makan apa?" katanya. "Kalau tidak ada nelayan yang juga bekerja keras, kita mau makan ikan apa," Jokowi menambahkan.

Kunjungan kedelapan dan kesembilan adalah disaat Presiden Jokowi bersama rombongan kembali singgah atau transit di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Aceh Besar, Senin, 22 Mei 2017. Jokowi dalam perjalanan pulang setelah acara kunjungan kerja dari Riyad, Arab Saudi. Kunjungan Presiden kali ini adalah melepas rindu kepada Aceh sekaligus mengisi bahan bakar pesawat (refueling). Pesawat Kepresidenan RI-1 transit di Bandara Sultan Iskandar Muda sekira pukul 06:45 WIB. Dari Bandara Sultan Iskandar Muda, pesawat Jokowi akan melanjutkan ke Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Sekitar pukul 07.35 WIB, pesawat kepresidenan bersama rombongan kembali take off.

Rombongan Presiden disambut Wali Nanggroe Aceh, Gubernur Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Kapolda Aceh, Danlanal Sabang, Danlanud SIM serta unsur Forum Komunikasi Pimpinam Daerah Aceh. Mereka berdiskusi ringan tentang perkembangan dan kemajuan Aceh di ruang tunggu VVIP Bandara Iskandar Muda. 

Sebelumnya, pada saat berangkat dari Jakarta menuju Riyad, Presiden Jokowi bersama Ibu Negara dan rombongan juga telah melakukan transit di Bandara Sultan Iskandar Muda untuk pengisian bahan bakar dan beristirahat sebelum melanjutkan perjalan ke Arab Saudi pada Sabtu, 20 Mei 2017 sekitar pukul 15.36 WIB dan bertolak ke Arab Saudi sekitar pukul 16.51 WIB. Presiden Jokowi ke Arab Saudi dalam agenda menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab dan Amerika Serikat atau Arab Islamic American Summit pada 20 - 21 Mei 2017 di Riyad, Arab Saudi.

Kunjungan kesepuluh Presiden Jokowi ke Aceh pada Rabu, 5 Juli 2017. Presiden Jokowi menyempatkan diri untuk singgah dan memberikan selamat kepada Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah yang dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2017-2022 di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Banda Aceh. Presiden Jokowi singgah sebentar di Aceh sebelum melanjutkan perjalanan kenegaraan ke Turki.

Presiden dan Ibu Negara tiba di Gedung DPRA tepat pukul 10.30, pada saat sesi ucapan selamat dan pemotretan acara pelantikan tersebut. Presiden Jokowi langsung memberikan ucapan selamat kepada Irwandi dan Nova. Juga berterima kasih kepada Zaini dan Muzakir atas dedikasinya selama ini. Presiden ikut berfoto bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Forkopimda, sejumlah menteri, dan pejabat lain. Setelah itu, Jokowi berpamitan untuk menuju Bandar Udara Sultan Iskandar Muda guna melanjutkan perjalanan kenegaraan ke Turki.

Kunjungan kesebelas Presiden Jokowi ke Aceh adalah pada 13 Desember 2018 dengan agenda meresmikan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Aceh. Rombongan Kepresidenan menempuh penerbangan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta menumpang pesawat kepresidenan Indonesia-1. Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda pada pukul 22.25 WIB.  Saat kedatangan di Bandara, dia disambut oleh Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayor Jenderal (TNI) Teguh Arief Indratmoko, dan Kepala Polda Aceh, Irjen (Pol) Rio S Djambak.

Kunjungan beliau kali ini menghentikan segala suara sumbang yang meragukan komitmen Presiden Jokowi dalam membangun Aceh, khususnya terkait Proyek Strategis Nasional di Tanoh Serambi Mekkah. Saat itu, berkembang isu tentang dihentikan sementara waktunya beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) di Indonesia dan lambatnya progress kegiatan–kegiatan PSN di Aceh. Presiden meresmika pembangunan jalan tol dengan penekanan tombol sirine oleh bersama Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah serta Menteri dari kementerian terkait di kawasan Blang Bintang, Jumat 14 Desember. Peresmian tersebut menandai dimulainya pembangunan tol pertama di Aceh. 

Melengkapi proyek ambisiusnya dalam keseriusan pembangunan berkelanjutan untuk Aceh, Presiden meresmikan beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe. Secara khusus Jokowi juga meminta pengelola KEK Arun Lhokseumawe menarik investor sebanyak-banyaknya. Agar KEK ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah Lhokseumawe, Aceh. Dalam pidato pada saat pembukaan, Jokowi menegaskan sikapnya, "Saya resmikan beroperasinya KEK Arun Lhokseumawe. Selanjutnya adalah bagaimana mendatangkan investasi ke dalam KEK, karena itulah tujuan adanya KEK," 

Presiden Jokowi juga bertemu sejumlah tokoh ulama dan pengurus pondok pesantren se-Aceh, pertemuan ini bertujuan untuk meminta pendapat para Ulama tentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Pondok Pesantren yang sedang disusun oleh Pemerintah. Undang-undang tersebut ditambahkan presiden diajukan bagi tujuan jangka panjang, yakni untuk memberdayakan dan mengembangkan pondok-pondok pesantren yang ada di Tanah Air. Menurut Presiden, jumlah pesantren yang ada di Indonesia yakni 28.000 pondok. Undang-undang itu diperlukan agar terdapat payung hukum untuk memberikan anggaran kepada pesantren.

Presiden Jokowi juga mengikuti acara penandatanganan peresmian jalan layang atau flyover Simpang Surabaya dan Underpass Simpang Berawe. Serta peresmian Masjid Attaqarub Pidie Jaya yang telah selesai pembangunannya. Mesjid kebanggaan masyarakat Pidie Jaya ini adalah bentuk perhatian Presiden yang sejak awal telah sangat fokus dengan recovery pasca gempa dua tahun lalu.

Setelah puluhan tahun berlalu, hingga sekarang telah menjadi seorang pemimpin Indonesia, Jokowi menyebutkan jika Aceh masih tetap ada dihati. Hal tersebut bukan hanya sekedar perkataan saja, namun terbukti bahwa Jokowi adalah Presiden yang paling sering mengunjungi Aceh dalam rentang waktu Ia menjabat. Telah terhitung beliau 11 kali menyinggahi Bumi Rencong dalam lawatan berbagai agenda. Jokowi punya sejuta cinta untuk Aceh, melebihi segala urusan elektoral apapun. Ia tidak hanya kalah suara di Aceh, namun ia juga mendapatkan penolakan keras oleh beberapa kelompok masyarakat. Tetapi tetap saja tidak menyurutkan perhatiannya kepada Aceh, kampung halaman keduanya. Jokowi, tetap mencintai Aceh tanpa syarat.

*Tim Pol-Create


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda