kip lhok
Beranda / Advertorial / Komitmen Pemerintah Atasi Anemia dan Stunting

Komitmen Pemerintah Atasi Anemia dan Stunting

Kamis, 10 November 2022 12:15 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Biyu

Anemia pada masa kehamilan. [Foto: Hermina Hospitals]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Anemia merupakan salah satu dari tiga beban masalah gizi di Indonesia, selain malnutrisi dan obesitas. Masalah anemia sangat rentan terjadi pada remaja dan ibu hamil. 

Anemia, kadang masyarakat akrab menyebutnya dengan kurang darah, adalah kondisi berupa rendahnya kadar sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh, umumnya disebabkan oleh kekurangan mikronutrien dan gizi yang tidak memadai. Tanpa pengobatan, anemia menyebabkan penderitanya mudah letih, sesak napas, sulit berkonsentrasi, dan daya kognisinya berkurang.

Anemia pada remaja putri dapat berlanjut hingga mereka dewasa dan menjadi ibu dengan anemia. Pada masa kehamilan, anemia meningkatkan risiko perdarahan pasca-persalinan, bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir prematur, dan bayi lahir mati. Pada bayi-bayi yang bertahan hidup, mereka berisiko mengalami stunting dan dengan demikian mempertahankan siklus malnutrisi.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan prevalensi anemia pada remaja mengalami tren peningkatan yang signifikan. Tahun 2007, remaja yang menderita anemia sebesar 6,9 persen, naik menjadi 18,4 persen pada tahun 2013, meningkat lagi menjadi 32 persen di tahun 2018. Bahkan survei daring yang dilakukan UNICEF, diketahui hampir 90 persen remaja putri di Indonesia berhenti mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) selama pandemi Covid-19.

Beranjak dari kondisi itu, Kementerian Kesehatan terus menegaskan komitmennya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat mengenai pentingnya mengonsumsi TTD, melakukan aktivitas fisik dan olahraga, dan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang.

Rabu pagi, 26 Oktober 2022, Kementerian Kesehatan menggelar Gerakan Nasional Aksi Bergizi 2022 yang melibatkan berbagai sektor terkait, seperti Kementerian/Lembaga dan Institusi Pendidikan (SMP, SMA, dan sederajat) dan dilaksanakan serentak di 6420 sekolah di 34 Provinsi di Indonesia.

Dalam acara tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan pentingnya pemberian TTD kepada remaja puteri.

 “Stunting itu yang paling penting adalah sebelum hamil ibunya harus sehat. Kalau adek-adek tidak sehat anaknya nanti pasti Stunting. Karenanya selama remaja tidak boleh anemia, anemia itu zat besinya kurang. Kalau diperiksa HB di bawah 12,” kata Menkes.

Selanjutnya »     “Pesan saya buat remaja puteri, supaya...
Halaman: 1 2
Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda