Anemia Bayangi Ibu Menyusui, Konsumsi Suplemen Zat Besi dan Jaga Asupan Makanan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Biyu
Ibu menyusui rentan dengan anemia. [Foto: Ery Azmeer/Shutterstock]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menyusui bayi banyak manfaatnya. Namun proses menyusui, apalagi untuk pertama kalinya, tidak selalu mudah. Banyak tantangan yang mungkin harus dilalui ibu.
Salah satunya, bila ibu menyusui mengalami gangguan kesehatan, seperti anemia. Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana jumlah sel darah merah atau kapasitas sel darah merah membawa oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Ibu menyusui, bisa mengalami anemia karena kurangnya zat besi selama kehamilan atau perdarahan banyak saat proses melahirkan.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 didapatkan data proporsi anemia pada ibu hamil mengalami peningkatan dari 37,1 persen (2013) menjadi 48,9 persen (2018). Anemia ibu hamil terjadi pada rentang umur 15-24 tahun (84,6 persen), 25-34 tahun (33,7 persen), 35-44 tahun (33,6 persen) dan 45-54 tahun (24 persen).
Maka tidak heran, ketika ibu menyusui, ia bisa mengalami anemia. Bahaya anemia pada ibu menyusui antara lain meningkatkan risiko cedera karena kurangnya konsentrasi ibu, depresi pasca melahirkan akibat menurunnya energi ibu, bayi juga dapat terkena anemia yang bisa berdampak pada stunting dan rendahnya kecerdasan otak, dan daya tahan tubuh menurun
Menurut Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc, selaku professor gizi medik, ibu menyusui yang anemia tetap diperbolehkan untuk memberikan ASI pada bayinya.
“Tapi perlu diingat, ibu menyusui yang terkena anemia harus rutin disuplementasi atau terapi zat besi agar kandungan besi dalam ASI meningkat,” tutur dr Saptawati.
Ia memastikan bahwa suplemen yang dikonsumsi tentunya yang aman untuk ibu menyusui beserta bayinya.
“Sehingga penting berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter agar mendapatkan dosis yang tepat,” jelasnya.
Selanjutnya » Selain mengonsumsi suplemen zat besi, te...