kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Waspadai Gejala Psikologi Pemimpin Pendendam dan Haus Kekuasaan

Waspadai Gejala Psikologi Pemimpin Pendendam dan Haus Kekuasaan

Sabtu, 11 Mei 2024 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Barmawi, M.Si, Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Wilayah Aceh. [Foto: for Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Seorang pemimpin yang pendendam dan haus kekuasaan dapat membahayakan stabilitas kepemimpinan dan membawa dampak negatif bagi masyarakat. 

Hal ini disampaikan Barmawi, M.Si, Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Wilayah Aceh saat diwawancarai Dialeksis.com, Sabtu (11/5/2024) terkait gejala psikologi pemimpin dengan kecenderungan tersebut.

"Pemimpin yang pendendam cenderung memendam rasa dendam dan mengambil tindakan balas dendam kepada pihak-pihak yang dianggap menghalangi atau mengritiknya. Ini tentu tidak sehat dan dapat memicu perpecahan," ungkap Barmawi kepada Dialeksis.com.

Selain itu, lanjut Barmawi, pemimpin yang haus kekuasaan seringkali menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kekuasaannya. Mereka tidak segan melakukan tindakan otoriter dan menindas yang berseberangan dengan prinsip dan kepentingan pribadi maupun kelompoknya.

"Hal ini bisa memicu ketakutan di kalangan masyarakat untuk menyuarakan aspirasinya. Pemimpin model ini cenderung tidak terbuka terhadap kritik dan berbagai pendapat yang berbeda," imbuhnya.

Barmawi mengatakan beberapa gejala psikologis pemimpin pendendam dan haus kekuasaan antara lain memiliki sikap arogan, selalu ingin didengar dan dituruti, tidak toleran terhadap perbedaan pandangan, dan memiliki tendensi untuk menyingkirkan pihak-pihak yang dianggap mengancam kekuasaannya.

"Yang paling berbahaya adalah ketika seorang pemimpin mengidap kedua kondisi ini sekaligus, pendendam dan haus kekuasaan. Ini bisa membawa negara atau daerah menuju situasi yang tidak stabil," pungkasnya.

Barmawi mengimbau agar masyarakat memberi dukungan kepada pemimpin yang memiliki jiwa demokratis, santun, terbuka terhadap kritik, dan mengayomi seluruh rakyat tanpa memandang latar belakang. Hanya dengan pemimpin yang sehat mental dan psikologisnya, pembangunan dapat berjalan dengan baik dan kemakmuran rakyat dapat terwujud. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda