kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Warga Lingkar Tambang PT Medco Pertanyakan Hasil Investigasi Pemerintah Aceh

Warga Lingkar Tambang PT Medco Pertanyakan Hasil Investigasi Pemerintah Aceh

Minggu, 12 Mei 2019 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kadar kandungan gas dan unsur lainnya yang terdeteksi oleh gas detector. Foto: Ist. 


DIALEKSIS.COM | Aceh Timur – Warga Desa Alue Ie Mirah, Kec. Indra Makmur, Kab. Aceh Timur, Pagunawan, SE, mempertanyakan hasil yang di peroleh Tim investigasi Pemerintah Aceh terkait polemik bau menyengat yang menyatakan kualitas udara di lingkar tambang PT Medco E&P Malaka dinyatakan aman bagi lingkungan.

Menurutnya, tidak semua dari hasil investigasi di publikasikan.

"Hasil pemantauan dari mereka, tidak semua di publikasikan. Saya sempat memfoto hasil dari kandungan tersebut," ujar Pagunawan melalui sambungan seluler kepada Dialeksis.com, Minggu, (12/5/2019).

"Dari dari hasil uji sampel yang digunakan melalui alat yang digunakan, dengan jarak lebih kurang 1 km dari lokasi pabrik ditemukan kandungan NH3 82,3, UG/M3, H2S 0,14 ppm, CO 1455,7 UG/M3," tambahnya.

Menurut Pagunawan, meskipun H2S belum di atas baku, namun faktanya warga mencium aroma busuk yang menyengat. Dia pun menyebutkan, ada yang tidak beres dengan dengan keadaan tersebut.

"Ciri-ciri H2S bocor atau keluar maka yang tercium ada bau busuk," sebut Pagunawan.

Terkait dengan sinyalemen yang beredar tentang sumur-sumur yang tidak produktif tapi masih terbuka dan berpotensi menjadi sumber bau, Pagunawan membantah hal tersebut. Dia menegaskan, masyarakat Blang Nisam tidak bodoh. 

"Masyarakat Blang Nisam tidak bodoh, masyarakat memahami alur siwah sebagai sumur kandungan gas. Tidak ada orang yang berani mencoba mengambil material dari sumur tersebut, karena mereka tahu itu bahaya. Jangan beralasan tentang adanya sumur-sumur itu," tandasnya. 

Dia pun menjelaskan soal 'material' yang dimaksud merupakan besi yang diambil masyarakat pada alur siwah.

"Soal besi yang di ambil, itu tahun 2012. Yang diambil masyarakat itu kerangkeng yang ada di sekitar sumur, bukan kepala sumurnya, kepala sumurnya tidak diambil," tegasnya. 

Senada dengan Pagunawan, tokoh masyarakat Desa Alue Ie Mirah lainnya, M. Nuraqi juga mengungkapkan keheranannya atas penjelasan Tim investigasi Pemerintah Aceh yang mengatakan udara dilingkar tambang aman. 

"Jika udara di lingkar tambang tidak mengandung gas-gas tersebut diatas, lalu yg tercium oleh warga selama ini (bau busuk) berasal dari apa? kemudian sumber bau nya dimana? Semestinya tim investigasi juga mengungkapkan hal itu ke publik," ujar Nuraqi.

Pun demikian, Nuraqi berharap PT Medco dapat melaksanakan rekomendasi lain dari tim investigasi berupa sosialisasi dan edukasi terhadap warga lingkar tambang serta seperti apa penanganannya 

"Bagaimanapun, bau merupakan sebuah bentuk gangguan lingkungan, atau polusi bau, dan akan menjadi polemik dikarenakan masyarakat merasa terganggu oleh kehadiran bau tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, melalui Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Tim Investigasi Pemerintah Aceh yang turun dilokasi sekitar pabrik PT Medco E&P Malaka menyatakan bahwa tidak ditemukan adanya kandungan H2S, CO, dan Hidrokarbon.

"Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap sampel yang diambil menunjukkan setiap parameter terkait dengan pencemaran udara yang diuji di bawah baku mutu dan aman bagi lingkungan," ucap Humas BPMA Achyar Rasyidi.

Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda