Warga Desa Linge Tegaskan Tak Terima Kehadiran PT LMR
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Gambar ilustrasi. [Foto: Tirto]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Masyarakat Desa Linge, Aceh Tengah, menolak dengan keras kehadiran perusahaan tambang PT Linge Mineral Resources (LMR) di daerah mereka.
Ungkapan ini disampaikan oleh R, seorang perwakilan warga Desa Linge yang tidak ingin menyebutkan namanya kepada reporter Dialeksis.com untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kepada Dialeksis.com, R mengatakan, penolakan warga Desa Linge terhadap kehadiran PT LMR ini adalah hasil musyawarah bersama antara tokoh gampong dan semua lapisan masyarakat.
Adapun alasan penolakan disebabkan karena masyarakat khawatir kehadiran perusahaan tambang itu bakal menghilangkan mata pencaharian warga desa di sana. Belum lagi, tegas R, ada situs-situs sejarah yang perlu dilestarikan.
“Di situ kan ada situs sejarah Kerajaan Linge, sebuah peradaban asal muasalnya suku Gayo. Karena dari sanalah perkembangan suku Gayo. Alasan lainnya karena ada cagar budaya, makam-makam keramat yang kami khawatir bakal dikotorin oleh perusahaan,” ujar R kepada reporter Dialeksis.com, Aceh Tengah, Rabu (17/8/2022).
Di sisi lain, R mengabarkan bahwa kawasan tempat berdirinya perusahaan tambang tersebut juga berdiri di dalam kawasan hutan lindung.
Apalagi, bicara soal pendirian perusahaan dalam kawasan hutan lindung tidak bisa dilakukan secara serta merta, dan ini menjadi harapan R beserta seluruh warga lainnya supaya pemerintah mengkaji kembali pendirian PT LMR di Linge Abong.
Di samping itu, R menyatakan bahwa advokasi dan aksi masyarakat setempat dalam menyuarakan penolakan kehadiran PT LMR ini juga didukung oleh organisasi konservasi lingkungan dan juga mahasiswa.
R mengabarkan bahwa pihaknya beserta para mahasiswa juga sering melakukan orasi ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah menyoal polemik yang terjadi terhadap kehadiran perusahaan tambang tersebut dengan kesejahteraan masyarakat yang terkena dampak.
Soliditas Masyarakat Terancam, Sudah Terbelah Dua
Di sisi lain, berdasarkan penelusuran reporter Dialeksis.com dengan melakukan sesi wawancara dengan sejumlah pihak, didapatkan informasi bahwa masyarakat Aceh Tengah ternyata tidak sepenuhnya menolak kehadiran PT LMR.
Informasi ini juga dibenarkan oleh R. Ia mengatakan, diantara 26 desa yang ada dalam satu kecamatan, tiap desanya memiliki pendirian masing-masing. Ada yang menerima dan ada juga yang menolak.
R menegaskan bahwa warga desa yang menerima kehadiran PT LMR itu juga tidak sepenuhnya menerima, dalam artian mereka “menerima bersyarat”.
Meski demikian, R selaku perwakilan warga Desa Linge menyatakan warga desanya semuanya menolak. Berbekal dengan beberapa alasan tadi, masyarakat Desa Linge tetap komit untuk terus menolak kehadiran PT LMR.
Indikasi Disusupi Perusahaan dengan Iming-iming?
R meyakini bahwa pihak perusahaan sudah menyusup di tengah-tengah masyarakat dengan melakukan kampanye pecah belah. Oleh karenanya, kata R, ada beberapa desa dan tokoh masyarakat di dalam satu kecamatan itu tidak lagi semuanya menolak.
“Kalau saya lihat, (indikasi disusupi) itu pasti ada dia. Ke desa-desa kami belum berani kayaknya. Tapi kalau ke desa lain kayaknya sudah masuk orang-orang itu,” ujar R.
Meski demikian, R menegaskan bahwa desa tempat tinggalnya itu tidak terbelah komitmen. Masyarakat Desa Linge tetap bersatu untuk menolak kehadiran PT LMR.
Harapan Warga
R selaku seorang perwakilan desa, berharap agar semua jajaran stakeholder yang ada di Aceh Tengah untuk berpikir panjang mengenai polemik perusahaan tambang ini.
R selaku pribumi asli juga mengaku belum siap menerima kehadiran PT LMR di daerahnya. Ia khawatir kehadiran perusahaan tambang tersebut bakal meluluhlantakkan semua adat istiadat, syariat Islam yang telah mereka bina selama bertahun-tahun lamanya.
“Karena kami masih punya adat istiadat, syariat islam, kami takut nanti dengan perkembangan perusahaan besar ini bakal banyak pengaruhnya kepada kami,” pungkas R.(Akh)
- Terkait PT LMR di Aceh Tengah, Pemerhati Lingkungan Ini Harap Masyarakat Tentukan Sikap
- Terkait PT LMR di Aceh Tengah, Afriadi: Industri Tambang Berpotensi Hadirkan Konflik Sosial
- Terkait PT LMR di Aceh Tengah, Walhi: Tambang Tak Bisa Buat Masyarakat Sejahtera
- Karhutla di Aceh Tengah, 25 Hektar Hutan Lindung dan Lahan Masyarakat Ludes Terbakar