Wali Kota Banda Aceh Minta ASN Jadi Penggerak Budaya Bersih
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) jajaran Pemko Banda Aceh jadi penggerak budaya bersih.
Permintaan ini disampaikan Aminullah saat memimpin upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Balai Kota, Senin (7/10/2019) yang diikuti oleh seluruh ASN jajaran Pemko Banda Aceh.
Upacara ini juga diikuti oleh Wakil Wali Kota, Zainal Arifin, Sekdakota, Bahagia, Para Staf Ahli, para Asisten dan para Kepala SKPK jajaran Pemko Banda Aceh. Turut hadir juga para Camat dan Keuchik serta para Kepala Sekolah dalam wilayah Kota Banda Aceh.
Kata Wali Kota, kampanye kebersihan harus dimulai dari kalangan aparatur pemerintah.
"Budaya hidup bersih ini harus dimulai dari diri sendiri. Sebagai aparatur pemerintah, ASN dituntut untuk mampu memberi contoh yang baik, minimal dengan menjaga kebersihan kantor. Kalau kantor sudah bersih maka akan diikuti oleh masyarakat," ujar Aminullah.
Setelah memberi contoh yang baik, baru kemudian ASN jadi penggerak yang kemudian ikut menyosialisasikan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan kota.
"Dengan lingkungan yang bersih akan menghadirkan suasana yang nyaman, baik di kantor maupun di lingkungan tempat tinggal," kata Aminullah.
Terkait dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Aminullah menyampaikan peringatan Hari Kesaktian Pancasilan tahun 2019 ini mengusung tema "Pancasila Sebagai Dasar Penguatan Karakter Bangsa Menuju Indonesia Maju dan Bahagia".
Kata Wali Kota, ketika memperingati Hari Kesaktian Pancasila, mengingatkan semua anak bangsa soal ancaman penggantian ideologi Pancasila dengan Komunis.
"Karenanya, peringatan ini juga harus mengingatkan kita untuk selalu waspada dan selalu memperhatikan tanda-tanda kemungkinan adanya upaya dari kelompok-kelompok tertentu yang ingin mengganti ideologi negara Pancasila," ujar Aminullah.
Wali Kota kemudian mengajak seluruh ASN Pemko Banda Aceh menjadikan peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini sebagai momentum untuk memaknai bagaimana para pendahulu mendirikan bangsa ini dengan Kebhinekaannya.
"Sebagaimana kita maklumi bersama, masyarakat Banda Aceh sangat heterogen, terdiri dari berbagai macam etnis, suku dan juga agama. Dengan jumlah penduduk 245.000 jiwa, Alhamdulillah Banda Aceh telah dinobatkan sebagai Kota Toleransi Beragama cukup baik," ungkap Wali Kota.
Lanjutnya, meskipun mayoritas jumlah penduduk pemeluk agama Islam (241.481 orang), tapi masyarakat minoritas seperti penganut Katolik (489 orang), Protestan (1.661 orang), Budha (2.703 orang) dan Hindu (16 orang) tidak pernah mengalami perlakuan diskriminatif dari mayoritas.
Kata Aminullah, penduduk Kota Banda Aceh sangat menghargai perbedaan keyakinan.
"Dan Alhamdulillah, sepanjang sejarah belum terjadi konflik atas nama Agama di kota ini sejak dulu sampai dengan saat ini," ujar Wali Kota.
"Melalui Kebhinekaan dan keberagaman yang kita punya, kita harus menuju satu tujuan yaitu menjadi bangsa yang berkarya besar, serta tidak mudah terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh dari luar," tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Aminullah kemudian mengajak seluruh ASN dan warga kota untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian bangsa.
"Idiologi Pancasila adalah yang utama dan menjadi pegangan hidup bangsa, terutama dalam menjaga semangat membangun Kota Banda Aceh," pungkasnya.
Serahkan KIA untuk Murid SD dan Pelajar SMP
Pada upacara ini, Wali Kota juga berkesempatan menyerahkan secara simbolis KIA (Kartu Identitas Anak) kepada pelajar sekolah SMP dan murid SD dalam wilayah Kota Banda Aceh.
KIA yang diserahkan diantaranya untuk para pelajar SMP Negeri 3, SMP Negeri 16, SD Negeri 20, SD Negeri 3, SD Negeri 24, SD Negeri 36 dan SD Negeri 54 Banda Aceh.
"Penyerahan KIA ini sebagai wujud keseriusan Pemko dalam mewujudkan Sekolah Layak Anak dan Kota Ramah Anak, diantaranya dengan memenuhi hak sipil anak," ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, Wali Kota memberikan apresiasi kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Banda Aceh yang telah melakukan percepatan pembuatan Kartu Indentitas Anak (KIA) dengan melakukan pelayanan ‘Jemput Bola’ ke sekolah, dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai ke tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan juga gampong-gampong dalam wilayah Kota Banda Aceh.
"KIA ini dibuat untuk memenuhi hak sipil anak, tujuan pemerintah menerbitkan KIA adalah untuk meningkatkan pendataan, perlindungan dan pelayanan publik serta sebagai upaya untuk memberikan perlindungan dan pemenuhan hak konstitusi warga negara," ungkapnya.
Selain itu, kata Wali Kota KIA juga mempunyai manfaat sebagai tanda pengenal atau bukti diri yang sah, untuk persyaratan pendaftaran sekolah, untuk transaksi keuangan seperti membuka buku rekening, pelayanan kesehatan, pembuatan dokumen keimigrasian seperti pembuatan passport, juga untuk mencegah terjadinya perdagangan anak.
"Untuk itu, kami mohon kepada seluruh Kepala Sekolah untuk dapat berpartisipasi dan mendorong seluruh siswa-siswi di Kota Banda Aceh untuk membuat Kartu Indentitas Anak," pinta mantan Dirut Bank Aceh ini. (mkk)