kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Wacana Referendum Aceh, "Jangan Ada Lagi Air Mata, Darah Dan Korban Nyawa"

Wacana Referendum Aceh, "Jangan Ada Lagi Air Mata, Darah Dan Korban Nyawa"

Rabu, 29 Mei 2019 23:06 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wacana referendum yang digulirkan Ketua Umum Partai Aceh, Muallim Muzakir Manaf kini menjadi viral. Namun apapun langkah perjuangan mantan GAM ke depan adalah perlindungan nyawa setiap pribadi rakyat Aceh.

"Sejarah Aceh adalah sejarah yang berdarah-darah. Kita baru saja menempel luka dengan perdamaian di Helsinky, Finlandia. Karenanya, dengan alasan apapun mantan GAM jangan lagi menorehkan luka baru," ujar mantan Panglima Linge Fauzan Azima kepada Dialeksis.com, Rabu, (29/5/2019). 

Ia menambahkan, perdamaian RI dan GAM bukanlah akhir dari tanggung jawab sosial dan sejarah para mantan GAM terhadap tanah dan rakyat Aceh. 

"Tanggung jawab tersebut masih harus diwujudkan, paling kurang adalah pemenuhan secara sempurna butir-butir MoU Helsinky pada tahun 2005," pungkasnya.

"Tentu saja, kita tidak berharap sejarah kelak akan mencatat bahwa GAM adalah institusi yang menjadikan rakyat Aceh sebagai tumbal dalam mewujudkan ambisi kelompok dan golongan melalui wacana referendum," tambah mantan panglima yang juga seorang jurnalis ini.

Dia berharap, bumi serambi mekah ini tidak lagi mengulangi sejarah kelam dimana tetesan darah, air mata, dan jasad korban menjadi warna dalam kesehariannya. 

"Tugas dan tanggung jawab mantan GAM untuk merubah sejarah Aceh ke depan sebagai daerah yang aman, damai dan tanpa kekerasan," demikian Fauzan Azima, mantan Panglima GAM Wilayah Linge.




Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda