Upaya Bangkit dari Krisis Pembelajaran Pada Masa Pandemi
Font: Ukuran: - +
Peneliti Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR), Nurlia Dian Paramita. [Foto: Istimewa]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Meneruskan capaian pendidikan pada masa pandemi mengalami banyak tantangan. Pembelajaran secara daring yang sudah dilakukan belum menemui kefektifan dalam mencapai target kebutuhan pengetahuan siswa. Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pendidikan yakni UNESCO dan Pendanaan Anak-Anak UNICEF mengingatkan bahwa negara memprioritaskan pembukaan sekolah saat laju penularan Covid 19 terkendali atau melandai. Ancaman generasi yang hilang karena kerugian belajar (learning loss) dan putus sekolah akan semakin besar (Kompas 28/9/2021).
Hal ini diungkapkan oleh Peneliti Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR), Nurlia Dian Paramita sesuai keterangan yang diterima Dialeksis.com, Senin (28/2/2022).
Kemendikbudristek dalam siaran pers nomor : 59/sipers/A6/II/2022 terus melakukan upaya peremajaan metode belajar yang mampu menghadapi era krisis di masa pandemi. Kurikulum Merdeka dan platform Merdeka Mengajar secara daring menjadi salah satu upaya tersebut.
Kemudian, Dirinya mengatakan, Menteri Nadiem mengatakan bahwa penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) menjadi pilihan untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi Covid 19. Lebih lanjut ditegaskan bahwa pertama, kurikulum ini lebih sederhana dan mendalam.
Selanjutnya, Ia menyampaikan, Fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Tidak ada program peminatan saat SMA. Peserta didik memilih sesuai dengan minat, bakat dan aspirasinya. Guru akan mengajar sesuai dengan tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. Termasuk ada kesempatan untuk lebih luas mengeksplorasi isu yang berkaitan dengan pengembangan karakter dan kompetensi profil pelajar pancasila.
Mengajar dengan lebih mudah dan taat prokes
Pengalaman yang dirasakan sejumlah guru di daerah tentu menjadi hal yang perlu diterapkan, Stevani Anggia Putri, guru SD Negeri 005 Sekupang Batam, menyampaikan perubahan yang sangat terasa di sekolahnya. Melalui kurikulum merdeka, seorang guru akan lebih mampu mengetahui minat, bakat, kebutuhan dan kemampuan siswa.
Dian mengatakan, Guru diberikan keleluasaan untuk membantu memetakan sesuai minat dan profil siswa. Perlu untuk mendekatkan karakter pelajar pancasila yang mampu bersaing di masa depan. Dalam pengembangan kurikulum ini siswa lebih percaya diri untuk belajar melalui pengamatan bagaimana toleransi antar sesama dalam mewujudkan profil pelajar pancasila.
"Kemendikbud dalam rilisnya juga menegaskan bahwa pilihan kurikulum dan informasi mendalam tentang kurikulum merdeka dapat disimak melalui video pengenalan kurikulum merdeka melalui kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id. Platform tersebut sudah mulai bisa diunduh dan diharapkan segera diterapkan sebagai bagian dari mitigasi ketertinggalan pembelajaran," sebutnya.
Merubah model pendekatan pembelajaran
Institusi sekolah harus mempunyai skema inovasi pembelajaran yang aman dan bebas risiko penularan Covid 19. Menurut pemerhati pendidikan, Indra Charismiadji (2021) mengatakan bahwa seorang pendidik harus mempunyai growth mindset yakni pemikiran yang bertumbuh dan berkembang sesuai dengan keberlangsungan zaman. Sebagai contoh pembelajaran daring yang dilakukan saat pandemi ini justru mempercepat pendidik dan siswa dalam menghadapi era digital yang berkembangnya kian cepat dari waktu ke waktu, kedua pendidik perlu untuk memahami socio-technical knowledge management pada era digital, yakni infokultur, infostruktur dan infrastruktur.
"Infokultur merupakan metode transfer informasi di era digital salah satunya blended learning yakni perpaduan manusia dan teknologi," kata Dian.
Sebenarnya, perlunya untuk tetap berkoordinasi dengan pemerintah dalam melakukan pengawasan dan pemantauan dinamika sekolah yang melaksanakan kurikulum merdeka. Menekankan pada kolaborasi yang efektif antara guru, kepala sekolah, komite sekolah dan pengawas sekolah serta orangtua sangat diharapkan untuk menyukseskan penerapan pembelajaran kurikulum merdeka dengan mendekatkan pada keberhasilan siswa dalam menggali kompetensi bakatnya.
"Kurikulum Merdeka ini nantinya akan menjadi pilihan sekolah mulai dari TK-B, SD dan SDLB kelas I dan IV, SMP dan SMPLB kelas VII, SMA dan SMALB dan SMK kelas X. Diharapkan dengan kontrol dan pengawasan yang ketat pada institusi pendidikan dan relasi guru - wali siswa #KitaSiapGiatPerubahan untuk memberikan pembelajaran yang mampu mengadopsi tantangan serta memberikan pendekatan alternatif metode pembelajaran bagi anak negeri pada masa pandemi Covid-19," ungkapnya. []