kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Tuanku Muhammad: Kita Dukung Regulasi Tolak Iklan Rokok di Kota Banda

Tuanku Muhammad: Kita Dukung Regulasi Tolak Iklan Rokok di Kota Banda

Kamis, 22 Oktober 2020 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Roni

 Anggota DPRK Banda Aceh sekaligus Ketua Fraksi PKS, Tuanku Muhammad. [IST]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - The Aceh Institute (AI) menginisiasi regulasi tolak iklan rokok di Kota Banda Aceh melalui FGD yang diselenggarakan di salah satu hotel di Banda Aceh, Selasa (20/10/2020) lalu.

Hal ini bertujuan untuk memperkuat dan mendorong komitmen para stakeholders dalam mengendalikan konsumsi rokok melalui pelarangan iklan, promosi dan sponsor rokok.

Menanggapi hal itu, Anggota DPRK Banda Aceh sekaligus Ketua Fraksi PKS, Tuanku Muhammad mengatakan, secara pribadi dirinya mendukung gerakan tersebut.

"Pertama, memang kita sepakat kalau rokok itu membahayakan bagi kesehatan manusia," kata Anggota DPRK Banda Aceh yang akrab disapa Tumad itu, saat dihubungi Dialeksis.com, Kamis (22/10/2020).

"Ini bukan hal yang mudah. Selama ini rokok memberi pemasukan atau PAD melalui penyewaan tiang-tiang reklame, kemudian pajak cukai rokok dan sebagainya. Tapi perlu diingat juga, ini bagian dari mencegah dan melindungi warga Kota Banda Aceh dari bahaya rokok," tambahnya.

Jika pun tidak bisa didorong sepenuhnya, lanjut Tumad, maka untuk wilayah-wilayah khusus seperti zona pendidikan, kesehatan dan sebagainya, sebaiknya memang tidak ada.

"Selama ini iklan-iklan produk rokok menjamur di Kota Banda Aceh. Apalagi disayangkan kalau iklan itu banyak di sekitar menuju kawasan kampus Kopelma Darussalam sebagai basisnya pendidikan di Aceh," jelas Tuanku Muhammad.

"Sejauh ini memang kita belum mendengar adanya Raqan (Rancangan Qanun) atau Perwal (Peraturan Walikota) terkait pelarangan iklan rokok di Kota Banda Aceh. Namun kita, khususnya dari fraksi PKS DPRK Banda Aceh tentu sangat mendukung adanya Raqan terkait penertiban iklan rokok ini," tambahnya.

Anggota DPRK Banda Aceh berujar, menurut pandangannya memang lebih baik menghindari mudharat rokok daripada ada manfaat tetapi sedikit.

"Manfaat dari rokok ini hanya pendapatan dari pajak saja yang besar, tapi kalau kita tinjau dari banyaknya anak-anak yang merokok, kemudian kita dalam Islam juga harus menjaga keturunan dan menjaga generasi masa depan. Dengan demikian, harapannya memang generasi Aceh, khususnya Kota Banda Aceh menjadi generasi yang sehat, tanpa rokok," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda