Trans Studio Mall Aceh Harus Prioritaskan Produk Lokal
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Direktur Eksekutif Walhi Aceh yang juga anggota Komisi Penilai Amdal (KPA) Aceh, M Nur, menyambut baik rencana PT Trans Properti Indonesia yang berencana membangun Trans Studio Mall Aceh di Kota Banda Aceh.
Kehadiran mall di suatu kota dinilainya sebagai ciri-ciri daerah maju. Meski demikian, menurut M Nur, perlu diperhatikan dampak yang timbul terhadap rencana pembangunan tersebut. Terutama di sektor pedagang kecil menengah di kawasan tersebut.
"Secara umum investasi mall itu dapat memberikan dampak bagi pedagang kecil. Resikonya perlu diperhatikan dalam aspek sosial. Dampak lain orang kehilangan ruang tanah. Tanah itu akan menjadi tanah mall. Paling yang harus dipikirkan potensi konflik pembebasan lahan," ujar M Nur Kepada Dialeksis.com, Senin (15/7/2019).
Lebih lanjut, dia menyarankan untuk mencegah dampak tersebut. Pihak Trans Studio ke depan perlu prioritaskan menampung produk lokal Aceh seperti pertanian dan perikanan, di samping menempatkan tenaga kerja lokal.
"Kemudian harus ada jaminan mereka mendampingi rumah produksi lokal. Kalau sudah mall asal Jakarta, barang-barangnya juga jangan dari Jakarta semua. Paling tidak 30 persen barang di mall itu isinya produk unggulan Aceh," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, PT Trans Properti Indonesia berencana mendirikan Trans Studio Mall Aceh di Jalan T P Nyak Makam, Gampong Lambhuk, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh. Tepatnya bersebelahan dengan Hermes Palace Hotel Banda Aceh.
Chairman CT Corp, Chairul Tanjung sebelumnya di tahun 2018 telah berkunjung ke Banda Aceh, guna memantau lokasi yang layak diinvestasikan di Banda Aceh dengan membangun Transmart, sekaligus menjawab tantangan generasi milenial.
Menurut mantan Menko Perekonomian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, kini saatnya bagi wilayah paling barat di Indonesia ini memiliki pusat perbelanjaan dan hiburan yang lengkap.(pd)