Tingkatkan Pelayanan Publik dan PAD, Pemko Bakal Luncurkan Aplikasi BandaPay
Font: Ukuran: - +
Penandatangan kerjasama antara Pemko Banda Aceh dan PT Digital Kreasi Muslim untuk membangun aplikasi "BandaPay", Selasa (17/5/2022). [Foto: Pemko Banda Aceh]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh akan meluncurkan sebuah aplikasi berbasis mobile guna memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran pajak dan retribusi daerah.
"BandaPay”, nama aplikasi tersebut. Aplikasi itu juga akan menyediakan berbagai layanan Payment Point Online Banking (PPOB), zakat dan sedekah, hingga pengambilan nomor antrian pada fasilitas kesehatan.
Pemko Banda Aceh menggandeng PT Digital Kreasi Muslim (DKM) untuk membangun aplikasi tersebut. Kesepakatan bersama pun telah diteken Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman dan Dirut DKM Tri Wahyudi, Selasa (17/5/2022) di pendopo.
Prosesi itu turut disaksikan oleh Asisten Administrasi Umum Setdako Banda Aceh Faisal, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Kota (BPPK) Iqbal Rokan, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Fadhil.
Wali Kota Aminullah mengatakan kehadiran BandaPay untuk mendukung digitalisasi sistem pengelolaan keuangan daerah dalam rangka mewujudkan Banda Aceh sebagai pilot project smart city di Indonesia
"Dan juga meningkatkan mutu pelayanan dalam hal pajak dan retribusi daerah, serta meningkatkan PAD melalui ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah," urai orang nomor satu di Banda Aceh itu.
Ia juga berharap, aplikasi tersebut dapat mempermudah masyarakat dalam menyelesaikan tanggung jawabnya dalam pembayaran pajak dan retribusi.
“Bukan hanya itu, untuk mendukung gerakan non tunai yang digagas Bank Indonesia, lewat BandaPay masyarakat nantinya juga bisa membayar tagihan listrik, air, membeli pulsa atau paket internet, dan sebagainya. Bahkan membayar zakat dan mengambil nomor antre untuk berobat,” katanya.
Keuntungan dari pengoperasian BandaPay turut menjadi sumber pendapatan baru bagi pemerintah melalui sistem bagi hasil.
“Ini guna meningkatkan pelayanan publik berbasis digital, sekaligus mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ujar Aminullah.
Wali kota juga meminta setelah diluncurkan nantinya, aplikasi tersebut agar diedukasikan pemanfaatannya bagi masyarakat.
“Kita akan perkenalkan kepada masyarakat sehingga semakin familiar. Dengan dukungan Pak Tri dan kawan-kawan serta jajaran pemko, saya harap BandaPay bisa menjadi pilot project bagi Aceh,” ujarnya lagi.
Sementara Dirut Digital Kreasi Muslim Tri Wahyudi mengatakan BandaPay merupakan bagian dari cita-cita besar pihaknya untuk menjadi duta teknologi bagi umat Islam.
“Banda Aceh harus menjadi poros ekonomi islam di dunia dan kota Islam paling modern," tegas Tri.
Pihaknya mencatat, 200 ribu lebih penduduk plus masyarakat luar yang beraktivitas di Banda Aceh, melakukan setidaknya 500 ribu transaksi digital setiap bulannya.
“Dengan BandaPay kita optimis mampu berkontribusi terhadap penerimaan PAD sebesar Rp 1-1,5 miliar per bulan,” ungkapnya.
Ia pun berharap BandaPay bisa menjelma bak laboratorium bagi para programer putra asli daerah agar kembali ke Aceh.
“Mudah-mudahan ini bisa berkontribusi besar bagi Banda Aceh. Untuk enam bulan pertama, kita akan optimalkan 20 persen dari transaksi digital yang ada agar tidak menguap ke luar kota,” katanya. [Jun/HBA]