Beranda / Berita / Aceh / Tim Pengabdi USK Melatih Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Desa Kayee Lee

Tim Pengabdi USK Melatih Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Desa Kayee Lee

Kamis, 28 Oktober 2021 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Kelompok ibu-ibu desa Kayee Lee dilatih mengelola sampah rumah tangga berbasis WCP oleh tim pengabdi USK. [Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tim pengabdi melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk (PKMBP) tahun 2021 di bawah pengelolaan LPPM USK telah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat khususnya untuk ibu-ibu rumah tangga di Dusun Beringin dan Lueng Gajah Desa Kayee Lee Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar.

Berdasarkan rilis yang diterima Dialeksis.com, Kamis (28/10/2021), Tim pengabdi terdiri dari ketua pelaksana yaitu Nurul Malahayati., ST., M.Sc, dan anggota pelaksana terdiri dari Ir. Suhaeri., M. Eng dan drh. Dian Masyitha., MP.

Kegiatan ini juga telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Besar.

Kegiatan pegabdian ini bertujuan memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan lingkungan yang berbasis Waste Collecting Point (WCP) sehingga sampah dapat dimanfaatkan menjadi barang yang bernilai jual dan dapat mengurangi timbulan sampah di desa tersebut.

Berdasarkan Juknis Sistem WCP bersumber dari DLKH Kota Banda Aceh tahun 2016 mendefinisikan bahwa WCP adalah sistem pengelolaan sampah yang dikembangkan di negara Jepang dengan pengumpulan sampah terpusat pada satu titik yang disepakati oleh warga.

Satu titik terebut terdiri dari 20-30 rumah tangga dan melakukan pemilihan sampah terintegrasi dengan pengangkutan sampah sesuai dengan jenis sampah.

Prinsip dari WCP adalah kelola sampah dari sumbernya yang bermakna bahwa sampah akan dipilah-pilah dari rumah masing-masing kemudian akan dikumpulkan pada lokasi WCP.

Lokasi WCP adalah yang mudah terjangkau oleh warga, terbentuknya penguatan masyarakat untuk peduli sampah dengan mengolah sampah menjadi kompos, sayuran organik dan barang yang bernilai, pengangkutan terintegrasi serta perlakukan sampah dengan baik.

Penerapan WCP ini sudah dilaksanakan di Kota Banda Aceh dan dinilai berhasil sehingga dapat mengurangi timbulan sampah

Menurut ketua tim pengabdi yaitu Nurul Malahayati bahwa sangat perlu membangkitkan motivasi ibu-ibu dalam merespon anjuran pemerintah untuk mengolah sampah pada sumbernya. Sebuah kota akan bebas dari sampah bila dimulai dari kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah pada sumbernya.

Produk yang dihasilkan pada kegiatan ini adalah tong kompos dan pupuk organik, tempat tisu dan pencil dari bekas tutup botol. Masyarakat juga sudah beberapa kali panen sayuran organik dengan menggunakan pupuk organik hasil olahan mereka.

Praktek cara membuat lubang resapan biopori diberikan juga kepada masyarakat sehingga menambah animo masyarakat untuk mempraktekan beberapa pengetahuan dalam memanfaatkan sampah menjadi barang yang dapat digunakan kembali.

Menurut salah satu ketua kelompok dari Dusun Beringin yaitu ibu Yusriawati bahwa pelatihan ini sangat berguna untuk ibu-ibu rumah tangga sehingga dahulunya sampah rumah tangga tidak dipisahkan antara organik dan non organik maka sekarang dipisahkan dan dapat diolah dan dipergunakan kembali. Sebelum kegiatan ini dilakukan banyak dari kami membuang sampah dan tidak dipergunakan lagi ataupun di bakar.

Dengan adanya pelatihan ini maka sampah tersebut sudah kami manfaatkan dengan mengolah kembali. Mudah-mudahan kegiatan ini terus berjalan sehingga sistem WCP yang telah terbentuk dapat berjalan lebih baik lagi. []

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda