Tiga Solusi Atasi Hoaks Cara Anak Muda Aceh
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | BANDA ACEH - Pertemuan di berbagai ruang publik bisa menjadi solusi menangkal hoaks. Ruang perjumpaan ini menjadi tempat saling bertukar pikiran dan berbagi pengetahuan antar komunitas. Khususnya bagi anak muda. Ruang publik ini memiliki peran besar sebagai filter dari banyaknya informasi yang beredar.
"Anak muda harus terlibat," kata Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani, Senin 1 April 2019 di Banda Aceh. Jaleswari menyampaikannya dalam diskusi bertajuk ‘Peran Anak Muda Aceh Menangkal Hoaks’. Dia berharap anak muda berperan dan memberi kontribusi pada masalah kebangsaan.KSP sengaja menggelar acara di Aceh karena menurut survei, Aceh merupakah salah satu daerah dengan tingkat penyebaran hoaks tertinggi. Provinsi di ujung barat Indonesia ini bertengger di tiga besar penyebaran hoaks bersama Jawa Barat dan Banten. Survei ini dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Januari lalu.
Diskusi yang berlangsung santai di kedai kopi itu berlangsung seru dan dihadiri puluhan anak muda. Peserta antusias memberi masukan memecahkan masalah hoaks di Aceh. Rizki, salah satu peserta diskusi dari komunitas Turun Tangan Aceh sepakat untuk memperbanyak ruang publik bagi anak muda. "Bukan hanya di Aceh tetapi di seluruh Indonesia," katanya.Akhir dari diskusi itu, anak muda sepakat merumuskan tiga solusi memerangi hoaks. Pertama, anak muda sebagai individu maupun komunitas terlibat berkolaborasi dengan pemerintah maupun elemen masyarakat untuk mensosialisasikan bahaya hoaks. Mereka juga bisa memberikan pemahaman atau mengkampanyekan literasi digital.
Kedua, memperbanyak ruang-ruang perjumpaan antar komunitas. Kedai kopi bisa dijadikan ruang untuk saling bertemu, bertukar gagasan, dan melakukan cross-check satu sama lain. Melalui ruang perjuampaan ini, anak muda bisa terlibat aktif memfilter informasi yang berkembang di ruang publik.
Ketiga, memenuhi ruang publik, termasuk ruang publik digital dengan karya. Karya yang dihasilkan anak-anak muda akan menjadi narasi positif yang bisa mengalahkan maraknya berita palsu atau hoaks. (PD)