Beranda / Berita / Aceh / Terkesan Cari Keuntungan dari Dana Bantuan BOS, Bupati Bireuen Diminta Berhentikan Pelatihan Berbayar Rp 1,8 Juta/Peserta

Terkesan Cari Keuntungan dari Dana Bantuan BOS, Bupati Bireuen Diminta Berhentikan Pelatihan Berbayar Rp 1,8 Juta/Peserta

Rabu, 20 Juli 2022 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Fajri Bugak

[Foto: Dialeksis/Kolase/Fajri Bugak]

DIALEKSIS.COM | Bireuen - LSM Anti Korupsi Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) Alfian mendesak Bupati Bireuen Muzakkar A Gani untuk dapat memberhentikan kegiatan Pelatihan Penulisan Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal kerja sama Disdikbud Bireuen dengan Lembaga Orientasi Pengembangan Masyarakat Madani Indonesia (LOPMMI).

Menurut Alfian pelatihan dengan mengandengkan pihak ketiga dengan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebanyak Rp 1,8 Juta/Peserta yang distor ke Lembaga LOPMMI terkesan hanya modus untuk mencari keuntungan dari Dana BOS.

"Hasil monitoring kita dari peserta, Pelatihan ini lebih kepada modus mencari keutungan dari Dana Bos. Pola seperti ini di Bireuen pernah dilakukan saat Bimtek Aparatur Desa tahun lalu memakai Lembaga pihak ketiga. Tak ada efek positif apapun. Kita berharap Bupati Bireuen jelang akhir kepemimpinannya untuk dapat peka terhadap persoalan didunia pendidikan seperti ini,"ungkap Koordinator pekerja MaTA, Selasa (19/7/2022) kepada Dialeksis.com.

Dalam hal ini Bupati Bireuen dapat memanggil pihak Disdikbud Bireuen mempertanyakan dasar pelaksanaan kegiatan Pelatihan. Kata Alfian jika pelatihan ini merupakan skala prioritas kenapa pihak Dinas tidak memasukan pelatihan dalam agenda rutin ini. 

"Ini nampak sekali dan patut kita curiga pelatihan ini adalah bagian mencari keutungan dari dana Bos. Apalagi biaya yang dikeluarkan oleh Kepala Sekolah Rp 1,8 juta/peserta, tentu kalau tingkat SD skala biaya sangat besar," jelas Alfian.

Masyarakat Transparansi Aceh juga mempertanyakan pihak Dinas Disdikbud Bireuen memberikan izin penggunaan dana Bos untuk kegiatan Pelatihan dengan patokan anggaran Rp 1,8 juta/peserta. "Biasanya kita melihat untuk level guru peningkatan Kapasitas pihak Dinas sendiri yang melaksakan bukan pihak ketiga panitia dari luar, Kita mempertanyakan ada apa dibalik kegiatan ini,"jelasnya.

"Jika kegiatan ini terus berlanjut hingga ketingkat Sekolah SMP kita akan menyurati pihak terkait, mempertanyakan urgensi kegiatan ini sebagai dasar untuk kita laporkan," pungkas Koordinator pekerja MaTA ini.

Sementara itu Ketua Lembaga Orientasi Pengembangan Masyarakat Madani Indonesia (LOPMMI) Eddy Mukhti SE.M.AP kepada wartawan Bireuen menjelaskan Pelatihan yang mereka laksanakan difasilitas oleh Pihak Disdikbud Bireuen sekitar dua bulan yang lalu. "Awalnya kita tawarkan kepada Dinas selanjut difasilitasi oleh Dinas kita lakukan sosialisasi. Istilahnya ini kita jualan , kalau ada yang berminat silahkan untuk mengikuti,"kata Ketua LOPMMI asal Kota Langsa Aceh Timur ini.

Menyangkut dengan biaya Rp 1,8 Juta/ Peserta, Eddy menjelaskan biaya tersebut distor langsung ke Rekening Lembaga.

"Peserta juga mendapatkan uang Transpot Rp 50 ribu per hari. Karena kegiatan selama 3 hari jadi peserta dapat uang saku Rp 150 ribu/peserta," jelas Eddy.

Selain itu kata Eddy peserta juga mendapatkan perlengkapan plus tutor pendampingan penulisan buku. "Menurut kita biaya Rp 1,8 juta/Peserta sudah rasional,"demikian kata Eddy Mukhti Ketua LOPMMI asal Langsa ini.

Hingga berita ini diunggah Dialeksis.com masih berusaha untuk terhubung dengan Bupati Bireuen mempertanyakan tindak lanjut desak MaTA. 

Simak berita sebelumnya di Link: https://dialeksis.com/aceh/pelatihan-guru-di-bireuen-sasar-dana-bos-rp-18-jutapeserta/ dan https://dialeksis.com/aceh/terkait-pelatihan-rp18-juta-per-peserta-disdikbud-bireuen-bantah-menakut-nakuti-kepala-sekolah/. (Fajri Bugak)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda