Tarian tarek pukat yang dimainkan para penari dari Sanggar Nur Alam memukau para peserta Pra Kongres ke-V JKPI, Minggu (28/3/2021) malam. [Foto: Pemko Banda Aceh]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Malam penyambutan peserta Pra Kongres ke-V JKPI di Kota Banda Aceh menjadi ajang silaturahmi sekaligus promosi wisata Banda Aceh. Kegiatan tersebut dihadiri oleh hampir puluhan kepala daerah anggota JKPI dari seluruh Indonesia.

Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman bersama Wakil Wali Kota Zainal Arifin menjamu para kepala daerah dan delegasi JKPI pada acara Gala Dinner di pendopo wali kota, Minggu (28/3/2021) malam.

Usai menyampaikan sambutan memperkenalkan sejarah Banda Aceh dan keunikan yang dimiliki ‘Kota Gemilang’, para tamu disuguhkan hiburan dengan penampilan Rapai Geleng dan Tarek Pukat.

Para penari dari Sanggar Citka Geunta berhasil menghipnotis dan mengundang decak kagum para tamu. Applause datang dari Wali Kota Bogor Bima Arya, Bupati Siak Alfredi yang duduk di meja depan saat para penari menampilkan keseragaman gerakan lincah dipadu tabuhan rebana di atas panggung.

Tarian dari pesisir pantai selatan Aceh ini memang sudah menjadi tarian yang dikenal di seantero dunia. Gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh kekompakan diiringi lirik syair yang mengandung syiar Islam dimainkan dengan rapi dan indah oleh anak-anak muda Banda Aceh.

Tampak para hadirin tidak ingin melewatkan hiburan kelas dunia itu. Mereka mengabadikan suguhan tarian tradisional Aceh itu merekam dengan ponsel mereka dan meng-upload ke akun medsos.

Tidak berhenti disitu, para tamu kembali dihibur dengan tarian tarek pukat. Kali ini dimainkan para penari dari Sanggar Nur Alam, Peuniti Banda Aceh.

Tarek Pukat sendiri merupakan tarian yang menggambarkan kegiatan menjaring ikan yang dilakukan oleh masyarakat pesisir Aceh. Tarek Pukat adalah salah satu profesi masyarakat di Aceh yang mayoritas penduduk pesisir.

Tarek Pukat merupakan kearifan lokal yang ingin ditunjukkan wali kota kepada anggota JKPI. Meski Banda Aceh sudah berada di era teknologi, namun kegiatan Tarek Pukat masih dipertahankan dan masih digunakan para nelayan tradisional menangkap ikan untuk kebutuhan keluarga.[HBA]