kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Tangisan Keluarga Pecah di Pusarah Cek Gu Zaki

Tangisan Keluarga Pecah di Pusarah Cek Gu Zaki

Minggu, 16 Agustus 2020 07:30 WIB

Font: Ukuran: - +

[Foto: ist]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Adalah Daniar warga Desa Cot Kruet, Kecamatan Makmur, Kabupaten Bireuen, sosok ibu lembut dan bersahaja yang merupakan orang tua dari alm Muhammad Zaki yang meningal di Papua dalam status bertugas sebagai guru honorer di SD Mbiandoga, Distrik Mbiandoga, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Pada Jumat 14 Agustus 2020 Dahniar akhirnya tiba dipusara anaknya untuk pertama kali setelah bebeapa waktu lalu anak semata wayangnya meninggalkan dia untuk selamanya. Dahniar ditemani oleh dr Fauziah bersama suaminya, Ramadhan, bang Agam serta para guru dari Dinas Pendidikan Kabupaten Intat Jaya saat berziarah ke makam anaknya.

Isak tangis dari sang Ibu dan para penziarah tak terbendunng dikomplek pemakaman Girimulyo Kabupaten Nabire, dimana Muhammad Zaki dimakamkan. 

Isak tangis pecah harus dimaklumi, betapa rindu seorang Dahniar kepada Pusara sang anak, terlebih Muhammad Zaki pergi tanpa terlebih dahulu sempat dirawat dan bertemu dengan Dahniar.

Kabar Dahniar sudah tiba dipemakaman anaknya disampaikan oleh pendampingnya dr Mirza melalui pesan Whatsapp serta mengirimkan foto dan video suasana dilokasi pemakaman Cek Gu Zaki.

Sebelumnya, Istri Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Dyah Erti Idawati melepas keberangkatan Dahniar (55), Ibunda dari Muhammad Zaki (Alm)--akrab disapa Cekgu Zaki--untuk berziarah ke Papua, di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Kamis (30/7/2020). Adapun Biaya keberangkatan Dahniar besama pendamping dr Mirza dibiayai oleh Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah melalui Dinas Sosial Aceh.

Cekgu Zaki, pemuda Gampong Cot Kruet, Aceh Utara itu, meninggal dunia karena sakit di tempat pengabdiannya sebagai guru bakti di Papua, dan dimakamkan di Bumi Cenderawasih itu, pada 27 Juni 2020. 

 “Mudah-mudahan penerbangan ke Papua nyamsn dan lancar, ya Bu," ujar Dyah usai menyalami perempuan bersahaja itu. Dyah berpesan kepada Ibunda Cekgu Zaki agar selalu tabah, tidak larut dalam kesedihan, dan menjaga kesehatan.

Meski Dahniar berangkat sejak Kamis 30 Juli 2020, namun terjadi beberapa kendala saat menuju Nabire, berhubung penerbangan dari Jaya Pura ke Nabire terjadi beberapa kali pembatalan penerbangan akibat pandemic COvid-19. 

“Alhamdulillah tadi pagi waktu Papua ibu Dahniar tiba di Nabire, dan langsung ke Makam anaknya, sangking ia ingin segera melihat pusara Cek gu Zaki” ujar dr Mirza.

Ia juga mengakui, Dahniar sangat merindukan pusara anaknya, namun kondisi berkata lain sehingga butuh waktu lama perjalanan dan tiba di Nabire. “Terimakasih kepada Plt Gubernur Aceh Nova Iriasnyah, dan para pihak yang sudah membantu kami,” pungkas MIrza.

Selamat jalan Cek gu, Jasa mu begitu berharga bagi nusa dan bangsa serta agama! [Rls].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda