kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Tampaknya Peran Perempuan Dalam Parpol Sering Berada di Posisi Yang Non Strategis

Tampaknya Peran Perempuan Dalam Parpol Sering Berada di Posisi Yang Non Strategis

Kamis, 31 Maret 2022 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : auliana rizky

Direktur Flower Aceh, Riswati. [Foto: Istimewa]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Direktur Flower Aceh, Riswati menyampaikan, dalam Pemilu peran perempuan sangat penting namun sering kali diletakkan pada posisi yang non strategis.

Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan fokus group discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Kesbangpol bertemakan "Peran Ormas Perempuan dalam Menghadapi Pemilu tahun 2024" di Ivory Caffe pada Rabu (30/3/2022).

Ia mengatakan, Pemilu 2024 berjalan dengan lancar, jujur, dan adil. Ini penting untuk dikawal sampai selesai. 

Ia juga menyebut bahwa perempuan-perempuan yang terlibat dengan politik itu punya kapasitas tetapi ketika partai politik ini tidak ada komitmen, maka kapasitas perempuan ini kurang berperan pada posisi yang strategis.

Tidak hanya itu Undang-Undang Pemerintahan Aceh mengharuskan 30% dari struktur pencalonan. Akan tetapi permasalahannya adalah perempuan hanya berada di posisi-posisi yang non strategis.

"Namun ketika ada dukungan logistik atau kampanye, itu hanya bisa tembus pada pemegang tanggung jawab yang strategis saja, tapi yang non strategis tidak begitu terlibat, itu belum lagi perempuan yang tidak mendukung sesama perempuan," ucapnya dalam diskusi tersebut.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan diantaranya pertama, penerapan pendidikan politik, artinya masyarakat berani memilih dan kandidat harus punya kapasitas dan mau mendukung perempuan.

Kedua, dari segi partai harus ditekankan bahwa bisa memajukan perempuan, karena jika perempuan punya kapisitas tapi tidak bisa digunakan dalam legislatif juga tidak ada gunanya.

Ketiga, melakukan kampanye-kampanye sosial dalam mengedukasi masyarakat bahwa perempuan itu dibutuhkan. 

"Suara perempuan, pengalaman perempuan, harapan, aspirasi yang siginifikan, perempuan kan multitalent untuk melakukan semuanya, jadi pengalaman itu harus masuk ke perencanaan-perencanaan ya dalam partai politik misalnya," tambahnya lagi.

"Yang paling penting diri sendiri dulu, kita harus memilih kandidat-kandidat yang sesuai dan punya kapisitas, memilih bukan karena uang tapi karena perspektif kandidat tersebut berguna untuk masyarakat," pungkasnya. [au]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda