Sudah Masuk Indonesia, WHO terus Pantau Omicron BA.2
Font: Ukuran: - +
WHO. [Foto: AFP/FABRICE COFFRINI]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih memantau mutasi baru Covid-19 varian Omicron BA.2 yang dijuluki Omicron Siluman. Mereka belum memasukkan varian yang sudah terdeteksi di Indonesia itu ke kategori variant of concern (VoC).
Sebagaimana dilansir ABC News, WHO menilai hingga saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan sub-varian tersebut dapat memperburuk penularan, tingkat keparahan penyakit Covid-19, atau mempengaruhi kemanjuran vaksin.
Walaupun begitu, badan kesehatan dunia itu mengakui bahwa sub-varian BA.2 terus meluas di seluruh dunia. Setidaknya sudah ada 49 negara yang mendeteksi Covid-19 varian Omicron Siluman.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), BA.2 sampai sejauh ini telah terdeteksi di 49 negara, dengan lebih dari 10.800 kasus yang dilaporkan.
Menurut Menteri Kesehatan Denmark, Magnus Heunicke, sub-varian Omicron BA.2 terlihat lebih mudah menular dibandingkan sub-varian Omicron lain, BA.1, Rabu (26/1/2022).
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), BA.2 sampai sejauh ini telah terdeteksi di 49 negara, dengan lebih dari 10.800 kasus yang dilaporkan.
Covid-19 varian BA.2 ini menyebar cepat di Denmark dan Inggris. Hampir setengah kasus baru di Denmark disebabkan oleh Omicron Siluman.
Menurut Menteri Kesehatan Denmark, Magnus Heunicke, sub-varian Omicron BA.2 terlihat lebih mudah menular dibandingkan sub-varian Omicron lain, BA.1, Rabu (26/1/2022).
Sub-varian Omicron BA.1 bertanggung jawab atas 98 persen kasus global, termasuk Jerman. Namun, sub-varian Omicron BA.2 kini menjadi varian dominan di Denmark sejak pekan kedua Januari.
Otoritas penyakit menular Denmark, Statens Serum Institut (SSI), menemukan BA.2 bisa 1,5 kali lebih menular dibandingkan BA.1, Rabu (26/1/2022). Meski demikian, analisis dari institut tersebut tidak menemukan perbedaan rawat inap yang diakibatkan oleh sub-varian ini jika dibandingkan dengan sub-varian BA.1.
"Ada beberapa indikasi bahwa ini (BA.2) lebih mudah menular, terutama bagi yang belum divaksin, tapi itu bisa menginfeksi orang yang telah divaksinasi lebih luas lagi," kata Direktur Teknis SSI, Tyra Grove Krause.
Krause juga mengatakan puncak epidemi di Denmark bakal mundur hingga Februari.
Selain Denmark, beberapa negara lain yang mendeteksi kasus BA.2 adalah Inggris, Swedia, dan Norwegia. Namun, negara-negara tersebut mendeteksi kasus BA.2 jauh lebih rendah dari Denmark.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris telah menempatkan BA.2 sebagai sub-varian Covid-19 yang perlu dipantau ketat. Badan ini menilai varian tersebut memiliki keunggulan dalam pertumbuhan.
Di Amerika Serikat, Covid-19 varian Omicron Siluman ini telah terdeteksi di beberapa negara bagian seperti Washington D.C yang telah mengonfirmasi dua kasus.
Sementara di Indonesia, Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin meyakini sudah ada 10 kasus Covid-19 Omicron Siluman di Indonesia.
BA.2 mendapat julukan 'son of omicron karena varian ini memiliki sebagian besar mutasi yang sama dengan varian omicron. Varian Ba.2 disebut tidak memiliki banyak mutasi baru yang berpengaruh pada cara virus bekerja.
Sedangkan julukan 'siluman' didapatkan sub varian ini karena BA.2 agak sulit dideteksi oleh beberapa alat tes Covid-19.
BA.2 dipercaya pertama kali diidentifikasi di India dan Afrika Selatan pada akhir Desember 2021. Sub varian ini diyakini muncul dari mutasi omicron yang secara resmi dikenal sebagai BA.1. Omicron sendiri lahir dari mutasi Delta, seperti dikutip dari France24. (CNN Ind)