Beranda / Berita / Aceh / Soal Aceh Termiskin di Sumatera, Pengusaha: Akibat Sempitnya Lapangan Kerja

Soal Aceh Termiskin di Sumatera, Pengusaha: Akibat Sempitnya Lapangan Kerja

Jum`at, 19 Februari 2021 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Pengusaha Muda, Furqan Firmandez. [for Dialeksis]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Provinsi Aceh kembali berada dalam posisi tertinggi provinsi termiskin se-Sumatera. Hasil ini merupakan data BPS yang di rilis beberapa waktu lalu dengan presentasi 15,43%. 

Hal ini sungguh menjadi pertanyaan besar di pemerintahan pusat maupun di kalangan masyarakat aceh sendiri. Terlebih lagi, Aceh mempunyai sumber dana otonomi khusus (Otsus) di tambah dana APBA yang mencapai belasan Triliun di tiap tahunnya. 

Artinya, Aceh memiliki sumber dana besar dibanding provinsi lain yang jumlah penduduknya jauh lebih banyak. sumber dana besar yang bisa di manfaatkan untuk menurunkan angka kemiskinnan di Aceh. Tapi mengapa malah menjadi provinsi termiskin se-Sumatera?

Hal ini ditanggapi oleh salah seorang pengusaha muda Furqan Firmandez. Ia menilai sebagai pengusaha melihat masih sulitnya mendapatkan pekerjaan bagi masyarakat. Sempitnya lapangan kerja di Aceh menjadi salah satu faktor. Banyak masyarakat yang tidak berpenghasilan, Sehingga sedikit sekali putaran rupiah beredar di tengah masyarakat Aceh. 

Di Faktor lain, Hal Ini juga di rasakan oleh kalangan pengusaha yang selama ini bergantung pada proyek pemerintahan , sangat sulit mendapatkan pekerjaan-pekerjaan. Yang mendapatkan pekerjaan hanya di kalangan tertentu saja. sehingga tidak merata beputarnya roda perekonomian, ini berdampak ke para pekerja di perusahaan mereka yang rata-rata masyarakat Aceh sendiri. 

"Sektor-sektor usaha perdagangan lain juga berdampak akibat lesunya putaran ekonomi kita sekarang di Aceh. Bahkan Hingga sampai tahap PHK sehingga semakin banyak masyarakat yang tidak berpenghasilan. Ini terlihat simple tapi multiplier effectnya luar biasa di masyrakat. Apalagi di tambah kondisi pandemi covid seperti ini. Pemerintah harus sadari ini," jelasnya. 

Selain itu furqan juga menambahkan, faktor lain ialah masih belum maksimal kinerja pemerintah dalam menyusun program dan perencanaan untuk menurunkan angka kemiskinan di aceh. Masih ada program-program yang tidak urgent. 

Padahal sumber dana yang besar ini bisa di utamakan untuk program yang menjadi kebutuhan mendasar yang bisa menaikkan ekonomi masyarakat Aceh.

"Ia berharap pemerintah Aceh segera berbenah untuk kebaikan Aceh. Khususnya Sekda Aceh yang merangkap Ketua TAPA, lebih pekalah dengan keadaan dan persoalan masyarakat saat ini. Sehingga mampu membuat program dan perencaan yang bisa membantu menaikkan ekonomi masyarakat aceh dan juga menekan angka kemiskinan," katanya.

"Dengan adanya dana Otsus, ini kesempatan besar untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Aceh. Kalau sekarang tidak mampu menyelesaikan masalah kemiskinan ini, bagaimana nanti ketika dana otsus berakhir," Tutup furqan firmandez Mantan Ketua umum Himpunan pengusaha muda indonesia (Hipmi) Aceh periode 2014-2017.

Keyword:


Editor :
Fira

riset-JSI
Komentar Anda