Beranda / Berita / Aceh / Tingkatkan Ekonomi Umat, ISMI Rancang Konsep KEK Halal di Aceh

Tingkatkan Ekonomi Umat, ISMI Rancang Konsep KEK Halal di Aceh

Jum`at, 19 Februari 2021 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Ketua ISMI Aceh, Nurchalis. [Foto: Roni/Dialeksis]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh  - Ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Aceh, Nurchalis mengatakan, konsep organisasi ISMI dalam membangun ekonomi umat di tanah ‘Serambi Mekkah’ ialah konsep-konsep yang relevansi berhubungan dengan syariat Islam. 

Salah satunya, kata dia, adalah konsep Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Halal di Aceh. Kabarnya, konsep KEK Halal itu sudah mereka watan-watan kan dan mereka tawarkan ke pemerintah daerah.

“Kemarin kita sudah coba tawarkan konsep KEK Halal. Ini sebenarnya menjadi satu-satunya di Aceh, sehingga 18 hari yang lalu, kami dipanggil ke Istana Presiden, kemudian kita presentasi di sana. Kebetulan wakil presiden pada saat itu sangat menyambut baik dengan program ini,” kata Nurchalis saat mengunjungi redaksi Dialeksis dan studio Jalan Ary Official, Banda Aceh, Kamis (18/2/2021).

Ia melanjutkan, hal terunik dan menjadi pembeda program KEK Halal ini dengan jenis KEK-KEK lainnya ialah karena KEK itu sifatnya halal. Mulai dari proses awal hingga ke hulu hilirnya itu berlandaskan syariat Islam.

“Dari sisi pengelolaannya, dari sisi ekspornya, dari sisi prosesinya, semuanya itu berlandaskan syariat. Dan nanti akan ada dewan halal yang dibentuk. Sehingga, setiap usaha-usaha yang hadir di sana harus memenuhi kualifikasi halal, sehingga memiliki ciri khas tertentu,” jelas dia.

Ia mengatakan, kondisi dunia luar saat ini sedang menjadikan halal sebagai trendsmark terhadap pemasaran mereka. Sehingga, walaupun Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, tapi Indonesia belum memenuhi unsur halal secara signifikan.

Di sektor makanan, kata dia, Malaysia dan sekitarnya masih menduduki peringkat teratas terhadap trendsmark halal. Sedangkan di Indonesia, sambung dia, berada pada urutan ke-10. 

“Hal itulah yang kemudian menjadi tantangan tersendiri, sedangkan kita ini adalah muslim terbesar,” katanya.

Ia melaporkan, konsep KEK Halal dari ISMI ini sudah mereka tawarkan ke beberapa daerah, dan beberapa gubernur juga sudah mengambil konsep ini seperti Riau dan Jawa Timur.

Untuk Aceh, sebut Ketua ISMI Aceh itu, fokus KEK Halal ini berada di Aceh Barat Daya (Abdya). Ia mengatakan, tim ISMI pusat telah membentuk tim akselerasi yang ditugaskan untuk melakukan uji kelayakan investasi di Abdya sana. 

Adapun yang menjadi pertimbangan ISMI mengambil fokus di Abdya, lanjut Nurchalis, karena Abdya adalah wilayah yang sangat strategis serta ketersediaan lahan.

“Dan sampai hari ini, dari informasi yang saya dapatkan itu sudah hampir siap Feasibility Study (uji kelayakan investasi) dan persyaratan lainnya. Mungkin tinggal pada tahapan pengajuan saja. Dan di sini, ISMI juga sedang menunggu kapan siap itu dan akan kita antarkan ke dewan KEK Nasional bersama-sama juga dengan pak Ilham Akbar Habibie (Ketua ISMI pusat). Beliau juga lagi menunggu kapan siap itu,” ungkap Ketua ISMI Aceh itu. 

Selain itu, Nurchalis mengatakan, wilayah Aceh Barat Selatan diunggulkan dengan sektor Agro. Sebenarnya, lanjut dia, per kabupaten di Barat Selatan sudah dari dulu mencoba mengelola sektor Agro itu. Akan tetapi, kata dia, digit pertumbuhan ekonomi tidak tumbuh secara signifikan.

Kemudian, sambung dia, jika per kabupaten itu membangun secara masing-masing maka bahan baku itu tidak akan terpenuhi. Oleh demikian, kata dia, jika KEK Halal ini disentralisasikan, produksi di hulunya bisa diproduksi oleh kabupaten. Dengan demikian, sebut Nurchalis, semua Kabupaten akan mendapat keuntungan.

“Jadi, definisi kita itu, jangan membayangkan, begitu lahir KEK Halal di wilayah itu, hanya wilayah itu yang mendapat keuntungan, tidak! Tapi semuanya, semuanya akan dapat,” sebut Nurchalis.

“Abdya itu kan sangat dekat dengan Aceh Tengah, kemudian meliputi Nagan Raya, kemudian Aceh Selatan dan Abdya. Tentunya ini biarlah berproses, karena membangun sebuah Kawasan Ekonomi Khusus ini bukan seperti membalikkan telapak tangan. Tentunya berdekade. Kalau pun dalam satu tahun atau dua tahun ini tidak berhasil, tetapi rancang bangunnya yang sudah direncanakan. Nanti akan lahir kepemimpinan baru, tentunya ini harus diprioritaskan,” tambahnya.

Saat ditanya kenapa, Nurchalis menjawab, dari kacamata bisnis, ia melihat Aceh punya banyak bahan baku yang bisa dikelola sendiri dan bisa diekspor ke luar daerah.

“Jadi, sangat rugi kalau tidak dikelola, sehingga dengan proses itu bisa mengurangi angka kemiskinan di Aceh dan bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh,” tutur Nurchalis.

Dengan konsep yang dihadirkan oleh ISMI itu, Nurchalis mengaku optimis konsep KEK Halal itu bisa memberi dampak dalam meningkatkan pendapatan daerah.

“Optimis lah. Toh, kita memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah, hanya saja semuanya kembali pada bagaimana political will (kemauan) kita bersama,” tutup dia.

Keyword:


Editor :
Fira

riset-JSI
Komentar Anda