kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Siti Rahmah: Kalau Anda Tau Anak Itu Darah Daging Anda Maka Jagalah

Siti Rahmah: Kalau Anda Tau Anak Itu Darah Daging Anda Maka Jagalah

Kamis, 28 Oktober 2021 23:15 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizky

Psikolog dari Psikodista Konsultan, Siti Rahmah. [Foto: IST]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kasus pelecehan seksual anak di Aceh meningkat selama dua tahun terakhir, emosi anak atau korban juga berbeda-beda. 

Dalam hal ini, Psikolog dari Psikodista Konsultan, Siti Rahmah mengatakan seseorang yang mempunyai waktu lebih banyak maka ia akan lebih leluasa dalam melakukan eksploriasi.

Ia melanjutkan, jika seseorang tidak sanggup mengontrol dirinya maka dia akan terjerumus untuk melakukan kekerasan seksual.

Siti Rahmah juga menyampaikan, mengontrol anak dalam penggunaan media sosial perlu diatur sedini mungkin, guna untuk meminimalisir hal-hal negatif yang akan terjadi. 

Ia mengatakan, seseorang yang tidak mampu mengontrol dorongan yang dia miliki maka terjadilah kekerasan seksual seperti sekarang ini.

Ia juga menyebutkan, perilaku anak yang terkena kekerasan seksual juga berbeda-beda misalnya anaknya jadi pendiem, banyak ngomong, atau bahkan ia ketika dibicarakan masalah seksual malah menjadi marah. 

“Tahapan yang muncul pada korban biasanya dimulai dari stress, depresi, sindrome hingga akhirnya muncul kondisi trauma lalu bisa jadi gangguan jiwa, ini menjadi masalah besar yang muncul pada kepribadian anak, masalahnya adalah untuk ke depannya ia sulit untuk mempercayai orang lain,” ucapnya saat diwawancarai Dialeksis.com, kamis (28/10/2021).

Siti Rahmah mengatakan, sedini mungkin bagi anak-anak itu juga perlu diajarkan bagian mana saja yang bisa disentuh oleh orang lain.

Apalagi di Aceh, kata dia, berbicara tentang seksual sedikit tabu. Terkait bagian tubuhnya harus diajarkan juga sedini mungkin bahkan kalau perlu ia harus paham benar tentang anggota tubuhnya agar anak lebih aware.

“Kalau kamu mau disentuh bilang nggak mau, disentuh lagi teriak, semakin disentuh lari, dan minta pertolongan, nah edukasi semacam ini perlu diajarkan pada anak sedini mungkin,” jelasnya lagi.

Tidak hanya itu, lanjut dia, peran pemerintah juga penting dan pihak terkait harus ikut membantu. Misalnya membuat peraturan perlindungan anak yang lebih bisa menjaga anak ke depannya.

“Kesadaran dari masayrakat juga harus tinggi, misalnya anak keluar apalagi anak perempuan, jangan biarkan anak memakai pampers saja atau bahkan tidak pakai apapun, itu juga cara dari orangtua untuk menjaga anak dari pandangan yang tidak baik,” tegasnya.

“Ini adalah darah daging Anda, orang tua paham kalau itu darah dagingnya, bisa jadi suatu hari dialah yang menjaga Anda, ia tidak diminta untuk dilahirkan tetapi anak itu adalah sesuatu yang Anda inginkan, kalau Anda ingin ia maka jagalah ia. Ia tidak punya rasa untuk menjaga dirinya yang lebih besar,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda