Sikap Rektor UIN Ar-Raniry Terhadap Maraknya Kasus HIV/AIDS di Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Zulkarnaini
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof. Dr. Mujiburrahman, MAg. [Foto: IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Berdasarkan laporan terakhir Dinkes Kota Banda Aceh pada Februari 2023, tercatat ada 198 kasus HIV/AIDS di Banda Aceh. Di Aceh Besar, terdapat 76 kasus yang telah ditemukan, dengan beberapa pasien yang telah meninggal dan beberapa pasien sedang menjalani perawatan. Sementara itu, di Aceh Tenggara, data terbaru hingga bulan Mei 2023 menunjukkan adanya 7 pasien yang terjangkit virus HIV/AIDS sejak awal tahun.
Menanggapi maraknya kasus HIV/AIDS di Aceh, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof. Dr. Mujiburrahman, MAg mengatakan, perlu peningkatan pendidikan agama dalam keluarga sebagai langkah kewaspadaan dalam mencegah penularan penyakit HIV dan AIDS.
Prof. Dr. Mujiburrahman, MAg, yang dikenal sebagai seorang pemikir progresif dalam hal agama dan masyarakat, ia menjelaskan bahwa meningkatkan pemahaman agama dalam lingkungan keluarga adalah salah satu langkah penting untuk mencegah penyebaran penyakit yang mematikan ini.
“Keluarga memiliki peran krusial dalam membentuk nilai-nilai dan perilaku individu, termasuk perilaku seksual. Dengan memberikan pendidikan agama yang kuat kepada anggota keluarga, terutama anak-anak dan remaja, akan memiliki pemahaman yang benar tentang etika dan moralitas seksual dalam Islam serta risiko yang terkait dengan perilaku yang tidak sehat,” kata Prof Mujiburrahman kepada Dialeksis.com, Sabtu (3/6/2023).
Menurutnya, pengetahuan tentang HIV dan AIDS harus disampaikan dalam konteks nilai-nilai agama. Selanjutnya harus membekali anggota keluarga dengan pemahaman yang tepat tentang bahaya penyakit ini dan implikasinya terhadap kehidupan pribadi dan sosial.
Prof Mujiburrahman menekankan, pendidikan agama dalam keluarga harus melibatkan dialog terbuka antara anggota keluarga, termasuk para orang tua, dan anak-anak mereka. Komunikasi yang efektif tentang masalah seksualitas dan kesehatan harus dilakukan dengan cara yang membangun kepercayaan dan menghormati nilai-nilai budaya dan agama yang ada.
Selain itu, Prof. Mujiburrahman menggarisbawahi pentingnya pencegahan dan pemahaman yang komprehensif terhadap HIV dan AIDS di masyarakat secara umum.
“Masyarakat dan tokoh agama untuk bekerja sama secara aktif dalam memberikan pendidikan agama yang benar dan pemahaman yang akurat mengenai HIV dan AIDS. Dengan kolaborasi ini, diharapkan dapat terbentuk lingkungan yang mendukung, menyadarkan, dan melindungi individu dari risiko penularan HIV dan AIDS, serta menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan berbudaya,” pungkasnya.