Sepi Pembeli, Omset Pedagang Peci di Banda Aceh Menurun Drastis
Font: Ukuran: - +
Reporter : Sammy
Pedagang peci di lingkungan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Rabu (3/5//2023). (Foto: Dialeksis.com/Sammy)
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Omset pedagang peci di sekitaran lingkungan Masjid Raya Baiturrahman (MRB) Banda Aceh mengalami penurunan drastis. Menurunnya omset ini bukan hanya terjadi karena lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah telah usai. Selama Ramadan lalu pun omset para pedagang juga menurun drastis jika dibandingkan dengan Ramadan tahun-tahun sebelumnya.
Salah seorang pedagang, Rayan mengatakan penjualan peci selama Ramadan tahun ini sangat berkurang jika dibandingkan dengan Ramadan tahun lalu. Padahal, Ramadan tahun ini dia menjual dagangannya nyaris selama 24 jam, dari pagi sampai dini hari menjelang subuh.
Rayan menyebutkan, selama Ramadan lalu omset dagangannya merosot jadi Rp900 ribu per hari saja. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya, omsetnya bisa mencapai Rp3 juta per hari.
Hal ini disebabkan salah satunya karena faktor ekonomi masyarakat yang sedang tidak stabil, sehingga juga berimbas pada hasil penjualan para pedagang peci di MRB.
"Ini kami sudah buka lagi sejak hari raya kedua. Penjualannya sama juga kayak bulan puasa, malah lebih berkurang lagi, hanya sekitar Rp500 ribu per hari. Makanya ini cepat kami buka lagi. Biasanya baru kami buka di hari raya kelima. Tapi ini karena sepi terpaksa harus buka cepat kan," ujar Rayan kepada DIALEKSIS.COM, Kamis (4/5/2023).
Rayan yang bekerja menjual dagangan punya abangnya ini menyebutkan bahwa berbagai peci tersebut dipasok langsung dari Jawa. Namun beberapa ada juga yang diambil dari Aceh sendiri, tapi ia mengakui kualitas barangnya kurang bagus.
Untuk harganya sendiri dijual di rentang Rp10 ribu hingga Rp180 ribu. Peci rajut dijual seharga Rp10-15 ribu per buah. Sementara produk termahal, peci hitam polos dengan merk dagang Jempol Mas dijual dengan harga Rp180 ribu per buahnya.
"Dulu abang jualan dompet, sekarang jualan peci. Kalau penjual peci di sini kan sudah banyak dari dulu ya. Kalau dulu malah lebih ramai lagi. Namun sekarang sudah banyak yang pindah," kata Rayan. [sam]