kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Sekelumit Masalah PDAM Tirta Daroy, Ini Penjelasan Dirutnya

Sekelumit Masalah PDAM Tirta Daroy, Ini Penjelasan Dirutnya

Senin, 11 Mei 2020 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Dirut PDAM Tirta Daroy, T Novizal Aiyub atau Ampon Yub. [Foto: Sara Masroni / Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Daroy, T Novizal Aiyub menjelaskan sekelumit permasalahan yang terjadi di perusahaan milik Pemko Banda Aceh itu.

Hal ini disampaikan dalam diskusi virtual bertajuk "Menyoal Pelayanan PDAM Kota Banda Aceh" yang diinisiasi oleh Ombudsman RI Perwakilan Aceh, Senin (11/5/2020).

T Novizal Aiyub yang akrab disapa Ampon Yub itu menjelaskan, hampir 70 persen fasilitas yang digunakan adalah instalansi yang sama saat pertama perusahaan tersebut didirikan yakni pada 1975 silam.

"Misal pipa, harusnya yang lama diganti menjadi pipa yang berdiameter lebih besar. Bukan malah ditambah. Tanpa berniat menyalahkan siapapun, ini sebenarnya sangat berdampak pada sistem pemeliharaan jaringan kita selama ini," ungkap Ampon Yub dalam diskusi tersebut.

"Kemudian pelanggan kita juga ada yang langsung menyedot air (menggunakan alat sedot) langsung dari pipa, padahal tidak dibolehkan, inilah masalahnya. Akhirnya tekanan air tidak merata dan berdampak ke pelanggan lain," tambahnya.

Dirut PDAM Tirta Daroy itu juga menyinggung masalah pegawai titipan oknum yang sama sekali tidak berkapasitas dan tidak punya keahlian di bidang pelayanan air tersebut.

"Banyak pegawai yang datang melalui hujan 'turun atau gempa' tanpa dites. Ada yang dari pertanian, perikanan, bahkan pemain bola juga ada. Makanya ini juga jadi masalah di manajerial kita," ungkap Ampon Yub.

Selanjutnya, ia juga menceritakan bila ada kebocoran atau pemeliharaan pipa. Pihaknya mengaku kesulitan karena banyak pipa yang dialiri air PDAM sudah di bawah beton atau jalan lintas provinsi di bawah wewenang pusat.

"Belum lagi kalau pipa kita sudah berada di bawah pekarangan rumah warga. Kalau tidak diizinkan untuk dibongkar saat pemeliharaan, ya kita tidak tahu mau berbuat apa," jelasnya.

"Kemudian banyak yang bilang PDAM banyak uang, buktinya sudah tidak bergantung lagi pada Pemko soal keuangan dan sudah punya PAD sendiri. Tapi untuk pemeliharaan ini perlu miliaran rupiah dan juga persetujuaan variabel lain sebagai pendukung. Kami tidak bisa ambil keputusan sepihak," tambahnya.

Ampon Yub juga menyampaikan, selama di bawah kepemimpinannya, PDAM Tirta Daroy baru bisa menyumbang yang namanya Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Tidak banyak, hanya Rp 3 miliar. Namun itu PAD baru ada setelah 45 tahun perusahaan ini berdiri," jelasnya.

"Untuk itu, kami mohon dukungan ke depan supaya menjadi lebih baik lagi. Kami selalu terbuka, call center bisa telpon kalau ada masalah, kita langsung ke lokasi. Bahkan nomor Hp saya sebagai Dirut pun saya cantumkan untuk memudahkan segalasanya, SMS saja," pungkas Ampon Yub.

Dalam diskusi virtual tersebut bergabung pula Ketua DPRK Kota Banda Aceh Farid Nyak Umar, Kepala Perwakilan Ombudsman Aceh Dr Taqwaddin dan diikuti oleh puluhan peserta lainnya se-Kota Banda Aceh. (sm)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda