Sekda Resmikan Sembilan Ruangan Layanan Khusus Penyakit Infeksi
Font: Ukuran: - +
Sekretaris Daerah Aceh, Taqwallah didampingi Direktur RSUDZA Azharuddin melakukan pengguntingan pita saat peresmian sembilan unit ruangan khusus penanganan bagi pasien teridentifikasi penyakit infeksi, di komplek lama RSUDZA Banda Aceh, Senin (10/8/2020).
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sekretaris Daerah Aceh, dr. Taqwallah M.Kes., meresmikan sembilan unit ruangan khusus penanganan bagi pasien teridentifikasi penyakit infeksi, di komplek lama Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh, Senin (10/8/2020).
Di antara ruangan yang diresmikan adalah 3 ruangan isolasi Penyakit Infeksi New Emerging dan Re- Emerging (Pinere), satu kamar bedah Pinere, dua ruang operasi khusus Pinere, ruang transisi Pinere, area penapisan/ pemeriksaan IGD Existing, area persiapan tes swab dan posko petugas.
"Alhamdulillah dengan segala keterbatasan kita hari ini bisa mengoperasikan tempat layanan khusus bagi pasien teridentifikasi covid-19. Saya minta agar SOP (standar operasional prosedur) bisa disederhanakan," kata Sekda.
Selain meresmikan pengoperasian ruang layanan dan ruang rawat, Sekda Taqwallah meninjau langsung semua tempat yang berada di komplek RSUZA lama tersebut. Kepada masing-masing penanggung jawab ruangan, sekda berpesan agar mereka tetap semangat dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pasien.
"Dalam suasana seperti ini kita harus siap menyesuaikan diri. (Memang) tidak ada yang sempurna, tapi bekerjalah dengan kemampuan terbaik," ujar sekda. "Terpenting adalah kenyamanan ruangan. Layani pasien dengan baik, bayangkan kita sebagai pasien," kata dia.
Taqwallah mengatakan, pengoperasian beberapa layanan khusus memang dilakukan dengan plan yang sangat minimal. Di mana, dalam tempo dua minggu, gedung rumah sakit lama yang sembrawut dibereskan dengan bantuan lintas pihak seperti TNI dan Satpol PP.
"Jika dalam situasi genting dan memerlukan tempat penanganan, minimal kita sudah siap," kata sekda.
Untuk sementara sekda meminta manajemen RSUZA untuk memaksimalkan SDM yang ada. Jika memang dibutuhkan nantinya bekerjasama dengan petugas kesehatan rumah sakit lain di Aceh bahkan dengan TNI lintas matra.
"Jika diperlukan bahkan kita akan rekrut relawan. Yang perlu diketahui kita tidak sendiri. Tetap semangat, tetap kuat. Apapun akan kita berikan," kata sekda.
Direktur RSUZA, Azharuddin, mengatakan penambahan tiga ruang isolasi dan satu kamar bedah Pinere membuat RSUZA kini punya 166 tempat tidur rawat pasienpasien. "Hari ini ada penambahan empat ruangan Pinere kamar dengan kapasitas 120 tempat tidur."
Ruang rawat Pinere yang baru saja diresmikan akan dijadikan sebagai tempat khusus rawatan pasien covid-19 dengan sakit skala sedang dan berat. Azharuddin berharap para pasien reaktif covid berdasarkan hasil swab dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG), bisa dirawat di masing-masing rumah sakit di kabupaten dan kota di seluruh Aceh.
Azharuddin menyebutkan, pihaknya juga memfungsikan 2 kamar operasi khusus Pinere di komplek lama RSUZA. Hal itu diperlukan karena selama ini ada pasien positif yang memerlukan tindakan operasi. Jika penggunaan kamar operasi tidak dipisahkan dengan pasien penyakit nonton infeksi, maka akan membuat operasi yang sifatnya emergency tertunda.
"Tentu tempat harus disterilkan dulu sebelum pasien non infeksi bisa dioperasi. Dengan adanya ruangan operasi khusus ini, konsekuensi penundaan bagi yang emergency tidak terjadi lagi," kata Azharuddin.
Azharuddin berterimakasih kepada Plt gubernur dan sekda Aceh yang telah memberikan arahan sehingga persiapan pengoperasian unit layanan khusus penyakit infeksi tersebut bisa terealisasi dalam waktu yang singkat.
"Dengan semangat dan kekompakan bersama, pada kira hari ini bapak sekda bisa bisa meresmikan sembilan unit tempat layanan baru ini," kata Azharuddin. []