Sabtu, 27 Desember 2025
Beranda / Berita / Aceh / Sebulan Pascabanjir Aceh, Abi Muslim Nilai Pemerintah Lamban Tangani Korban

Sebulan Pascabanjir Aceh, Abi Muslim Nilai Pemerintah Lamban Tangani Korban

Sabtu, 27 Desember 2025 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Ulama kharismatik Aceh sekaligus Pimpinan Dayah Darul Mujahidin, Abi Muslim At-Thahiri. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ulama kharismatik Aceh sekaligus Pimpinan Dayah Darul Mujahidin, Abi Muslim At-Thahiri menyampaikan sebulan pascabanjir melanda Aceh, derita masyarakat korban bencana masih terasa nyata dan penanganan dinilai belum berjalan secara serius menyeluruh.

Abi Muslim menyebutkan bahwa keseriusan penanganan dari pemerintah baru terlihat dalam beberapa minggu terakhir, itupun masih sangat terbatas.

“Buktinya jelas, sampai hari ini Aceh Tengah masih gelap, Bener Meriah juga masih gelap. Banyak kecamatan di Aceh Tengah dan Bener Meriah yang masih terisolir. Tenda-tenda darurat belum dibangun secara layak, kem-kem pengungsian pun belum tersedia sebagaimana mestinya,” ujar Abi Muslim kepada media dialeksis.com, Sabtu (27/12/2025).

Ia menggambarkan kondisi para korban yang masih memprihatinkan. Banyak warga terpaksa tidur di bawah tenda yang sangat darurat, bahkan sebagian belum tersentuh bantuan yang layak. Di beberapa daerah, jembatan yang rusak justru dibangun secara swadaya oleh masyarakat melalui gotong royong.

“Rakyat ini bagaikan tidak punya orang tua. Rakyat bagaikan yatim piatu,” ungkapnya.

Meski demikian, Abi Muslim juga mengapresiasi kehadiran para relawan yang telah datang membantu meringankan beban masyarakat.

Namun ia menegaskan, keterbatasan relawan membuat banyak kebutuhan rakyat Aceh belum dapat terpenuhi secara maksimal. Ironisnya, banyak pihak dari luar daerah, bahkan pihak asing, yang berniat masuk untuk membantu justru dihalang-halangi.

Dalam kondisi seperti itu, menurut Abi Muslim, kemarahan dan kekecewaan rakyat adalah hal yang sangat wajar. Ia menyebut, munculnya ungkapan kekecewaan terhadap pemerintah pusat, bahkan sampai pada suara-suara ekstrem seperti keinginan untuk merdeka atau membawa simbol-simbol tertentu, tidak bisa dilepaskan dari rasa kecewa mendalam terhadap minimnya perhatian pusat kepada Aceh.

“Padahal, berapa banyak kekayaan Aceh yang diambil, berapa banyak hasil bumi yang dikuras puluhan tahun lalu sampai sekarang. Tapi ketika Aceh tertimpa bencana, rakyat sempat menahan lapar berhari-hari bahkan berminggu-minggu,” tegasnya.

Abi Muslim juga menyoroti kondisi di sejumlah wilayah seperti Tamiang dan Langkahan, Sawang, serta daerah lainnya, di mana warga kehilangan seluruh harta benda dan hingga kini tidak memiliki modal untuk kembali berusaha.

“Maka sah-sah saja rakyat marah, rakyat protes, dengan berbagai macam ekspresi dan aksi,” katanya.

Di akhir pernyataannya, Abi Muslim At-Thahiri yang juga dikenal sebagai tokoh agama berpengaruh di Aceh, menyampaikan pesan tegas kepada aparat keamanan. Atas nama Ketua Imam, ia meminta agar aparat tidak bersikap berlebihan dalam menghadapi rakyat.

Ia menegaskan agar aparat tidak bermain senjata, tidak menggunakan kekerasan, dan tidak menghakimi secara sepihak. Jika memang ada pelanggaran hukum, Abi Muslim meminta agar diproses sesuai hukum yang berlaku.

“Jangan overacting. Jangan hadapi rakyat dengan kekerasan dan kekejaman. Hadapi rakyatmu dengan penuh kemanusiaan dan kasih sayang. Kalian digaji dengan uang rakyat, fasilitas kalian dibiayai oleh uang rakyat, maka hargailah rakyat,” tutupnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI