kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Said Mulyadi Raih Anugerah SMSI 2023 Kategori Wakil Kepala daerah Inspiratif dan Solutif

Said Mulyadi Raih Anugerah SMSI 2023 Kategori Wakil Kepala daerah Inspiratif dan Solutif

Senin, 15 Mei 2023 11:15 WIB

Font: Ukuran: - +

Penyerahan SAA 2023 dilakukan di Parkside Hotel, Takengon, Aceh Tengah, pada Senin malam (8/5/2023). SAA 2023 diserahkan oleh Ketua Umum SMSI Pusat Firdaus, dan didampingi Ketua SMSI Aceh Aldin Nainggolan. [Foto: dok. SMSI]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Wakil Bupati Pidie Jaya H. Said Mulyadi merupakan salah satu sosok mantan birokrat meraih anugerah Serikat Media Siber (SMSI) Aceh tahun 2023 yang dilaksanakan beberapa waktu lalu di Takengon, Aceh Tengah.

Said Mulyadi yang akrab disapa Waled, pertama kali terjun ke dalam dunia politik praktis, ketika dipinang oleh Partai Aceh, mendampingi Aiyub Abbas dalam Pilkada 2014. Tentu banyak pihak yang ragu hubungan keduanya langgeng. Karena dalam banyak kasus, perkawinan politik pascakonflik di Aceh, melahirkan para pemenang pemilihan kepala daerah yang tidak awet.

Kisah-kisah tidak harmonisnya hubungan gubernur dan wakil gubernur, serta bupati dan wakil bupati telah menjadi pembicaraan umum, bahkan seringkali diwartakan media massa. Akan tetapi peristiwa itu tidak terjadi di Pidie Jaya.

Pada Pilkada Pidie Jaya 2019, Aiyub Abbas kembali meminta Said Mulyadi mendampinginya sekali lagi. Said sempat menolak karena dia berpikir Abuwa Muda, sapaan terhadap Aiyub, harus mencarikan pelanjut estafet kepemimpinan di Partai Aceh.

Akan tetapi Abuwa menolak mencari pendamping yang lain. Ia sangat nyaman dengan Said Mulyadi, karena mampu menjadi partner kerja sekaligus mitra politik yang asyik, tidak menjegal dari belakang, serta selalu punya gagasan-gagasan menarik dalam upaya mereka membangun Pidie Jaya.

Lagi-lagi rekor baru dicatat oleh keduanya. Aiyub Abbas dan Said Mulyadi mampu menakhodai Pidie Jaya untuk periode kedua tanpa gejolak antara keduanya. Bahkan Aiyub turut merekomendasikan supaya Said maju pada Pilkada 2024.

Untuk menjadi seorang politisi yang mampu menjadi pendamping Aiyub Abbas, pria kelahiran Ule Gle, 31 Desember 1963 tersebut tidak memulainya dari nol. Dia belajar berbagai dinamika birokrasi dan politik, semenjak muda.

Serangkaian pendidikan yang ia tempuh semenjak kuliah juga berkaitan dengan ekonomi. Ia mulai menimba ilmu di Akademi Keuangan Perbankan Indonesia (AKPI) Banda Aceh tahun 1985. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Banda Aceh pada tahun 1990.

Meski sudah berstatus sarjana, ia belum merasa cukup. Said kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang magister pada Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP) Universitas Syiah Kuala (USK) tahun 1999.

Di dunia birokrasi, ia mulai bekerja sebagai staf Kantor Camat Ulim pada tahun 1989 sampai 1994. Dalam perjalanan karirnya ia pernah menjadi Kepala Dinas perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pidie sepanjang 2007-2009. Kemudian dipilih kembali sebagai Kadisperindagkop Pidie untuk masa jabatan 2009-2011.

Dari dinas, dia diminta membantu Pemkab Pidie sebagai Asisten Administrasi Umum Sekretariat Kabupaten Pidie dari 2011-2012. Sebagai pamungkas kecemerlangannya di dunia birokrasi, pada 2012 dia ditetapkan sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Pidie hingga 2014.

Kiprahnya sebagai Sekda Pidie menarik perhatian Partai Aceh. Mereka membutuhkan calon Wakil Bupati Pidie Jaya yang cakap, berintegritas, dan low profile. Semua syarat tersebut ada pada Waled. Mereka pun menjalin komunikasi, yang akhirnya kedua belah pihak sepakat bekerja bersama membangun Pidie Jaya dan akan memulainya pada Pilkada 2014.

Suami dari Hj. Syarifah Hasnah, S.E.,M.M, bekerja dengan baik. Dia mengombinasikan ilmu birokrasi yang telah lama digeluti, dengan pengathuan politik yang sejak muda telah ia pelajari. Sembari terus melaksanakan tugas sebagai Wakil Bupati Pijay, yang semakin hari bertambah banyak kepercayaan yang harus ia dulang dari Abuwa, ternyata ada satu impian yang belum ia gapai. Yaitu menjadi doktor.

Ia pun mendaftarkan diri ke Universitas pada Studi Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Jawa Timur. hal menarik dari Waled, meskipun sangat sibuk melaksanakan tugas negara, sekaligus menempuh studi di ujung timur Pulau Jawa, tidak membuatnya kehabisan energi melayani rakyat, sekaligus membina birokrasi.

Setiap masalah ditanganinya dengan kepala dingin. Ia kerap berdiskusi dengan stakeholder terkait tentang masalah yang membutuhkan penyelesaian. Dia mencari masukan-masukan, bila ada kebijakan yang sedang disusun. Ia kemudian mengelaborasikannya dengan pikiran-pikiran yang ia hasilkan dari serangkaian pendidikan, serta pengalaman, dan kemudian mendiskusikannya dengan Aiyub Abbas.

“Setiap masalah harus ditemukan penyebab dan harus ada penyelesaian. Dunia birokrasi tidak boleh tanpa solusi. Ini selalu saya tekankan kepada aparatur pemerintahan. demikian juga ketika berhadapan dengan DPRK, Pemkab Pijay mengedepankan komunikasi yang baik, intensif, dengan tujuan besarnya, tercapainya tujuan pembangunan,” sebut Waled, Senin (15/5/2023).

Tentang kiprah Waled di Pidie Jaya diakui oleh banyak pihak. Bahkan kabar tentang kinerjanya sampai ke tingkat Provinsi Aceh.

Atas kemampuan Said Mulyadi menjaga harmonisasi dengan Aiyub Abbas, serta ketekunannya ikut membangun Pidie Jaya, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Aceh memilih dia sebagai penerima SMSI Aceh Award (SAA) 2023 dengan kategori Wakil Kepala Daerah Insipiratif dan Solutif.  [IP]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda