kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / SAG: Banda Aceh Bisa Capai Herd Immunity Lebih Cepat di Aceh

SAG: Banda Aceh Bisa Capai Herd Immunity Lebih Cepat di Aceh

Minggu, 22 Agustus 2021 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani. [Foto: Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kota Banda Aceh diperkirakan bisa mencapai Herd Immunity (Kekebalan Kelompok) Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) lebih cepat dibandingkan 22 kabupaten/kota lainnya. Sementara itu, kasus baru harian positif Covid-19 bertambah lagi 334 orang, pasien yang sembuh bertambah 178 orang, dan 24 orang meninggal dunia di seluruh Aceh.

Dari rilis yang didapat oleh Dialeksis.com, Minggu (22/08/2021), Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani kepada awak media massa di Banda Aceh mengatakan, Herd Immunity merupakan situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindung atau kebal terhadap penyakit tertentu, Covid-19.

Ia menjelaskan, kekebalan kelompok menimbulkan dampak tidak langsung (Indirect Effect) terhadap kelompok masyarakat rentan yang bukan sasaran vaksinasi. Mereka ikut terlindunginya bila cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata. Pemerintah targetkan 181 juta dari 271 juta penduduk divaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok tersebut.  

Vaksinasi, lanjut Juru Bicara yang akrab disapa SAG itu, tidak hanya bertujuan memutus rantai penularan penyakit dan menghentikan wabahnya saja, melainkan juga untuk mengeliminasi (memusnahkan) bahkan mengeradikasi (menghilangkan) penyakit tersebut dalam jangka panjang, seperti suksesnya program imunisasi penyakit cacar 47 tahun silam.  

Imunisasi cacar, lanjut SAG,  dicanangkan tahun 1956. Penyakit menular ini musnah di seluruh dunia pada tahun 1974, dan imunisasi cacar pun dihentikan pada tahun 1980. Begitu juga imunisasi polio. Imunisasi polio dicanangkan tahun 1980 dan Indonesia pun mencapai bebas polio tahun 2014 lalu. 

Pemerintah menargetkan 4.028.891 penduduk Aceh, yang tersebar di 23 kabupaten/kota, divaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok dari ancaman Covid-19. Vaksinasi Covid-19 di Aceh dimulai pada 15 Maret 2021, dan cakupannya bagi semua kelompok sasaran sudah mencapai 18 persen per tanggal 21 Agustus 2021.  

“Cakupan vaksinasi Covid-19 Aceh merupakan rerata capaian cakupan vaksinasi Covid-19 kabupaten/kota. Cakupan paling tinggi saat ini Kota Banda Aceh mencapai 54,3 persen,” tutur SAG. 

Kemudian ia merinci capaian vaksinasi dosis I Covid-19 kabupaten/kota mulai yang paling tinggi, yakni  Banda Aceh 54,3 persen, Aceh Barat Daya 26,6 persen, Langsa 26,4 persen, Bener Meriah 25,2 persen, Sabang 25,1 persen, Aceh Tengah 23,6 persen, Gayo Lues 23,4 persen, Lhokseumawe 20,8 persen, Nagan Raya 20,8 persen, dan Aceh Singkil 20,2 persen. 

Berikut capain vaksinasi di bawah rerata Aceh, yakni Aceh Barat 17,1 persen, Aceh Tenggara 17,1 persen, Subulussalam 15,8 persen, Aceh Timur 15,6 persen, Aceh Selatan 14,9 persen, Aceh Jaya 14,8 persen, Pidie Jaya 14,6 persen, Bireuen 14,5 persen, Aceh Tamiang 14,3 persen, Simeulue 11, 3 persen, Pidie 11,1 persen, Aceh Besar 10,6 persen, dan Aceh Utara, 10,5 persen. 

“Makin rendah cakupan vaksinasi suatu daerah maka kian rendah perlindungan warga dari ancaman Covid-19. Karena itu, kita terus menghimbau setiap orang berkontribusi untuk saling melindungi melalui kekebalan kelompok tersebut,” tuturnya. 

Kasus Covid-19 

Selanjutnya ia melaporkan kasus akumulatif kasus Covid-19 Aceh telah mencapai 30.077 orang, hingga 22 Agustus 2021. Pasien Covid-19 yang sedang dirawat sebanyak 6.342 orang. Para penyintas Covid-19, (yang sudah sembuh) sebanyak  22.436 orang. Sedangkan kasus meninggal dunia secara akumulatif sudah mencapai 1.299 orang. 

Data kasus akumulatif tersebut termasuk kasus positif baru harian yang bertambah  hari ini mencapai 334 orang. Pasien yang sembuh bertambah 178 orang, dan penderita Covid-19 yang meninggal dunia bertambah lagi 24 orang. 

Kasus-kasus baru yang mencapai 334 orang, meliputi warga Banda Aceh sebanyak 140 orang, Aceh Besar 39 orang, Lhokseumawe 20 orang, Aceh Tamiang 19 orang, Aceh Tengah dan Bireuen sama-sama 16 orang. Kemudian warga Langsa, Nagan Raya, dan Aceh Selatan sama-sama 12 orang. 

Selanjutnya, warga Pidie 10 orang, Gayo Lues delapan orang, warga Aceh Timur dan Sabang masing-masing tujuh orang. Berikutnya warga Aceh Barat enam orang, Bener Meriah empat orang, warga Simeulue dan Aceh Singkil sama-sama dua orang. Sedangkan warga Aceh Tenggara dan warga Aceh Barat Daya masing-masing satu orang. 

Sementara itu, pasien sembuh bertambah 178 orang yakni, warga Bireuen sebanyak 48 orang, Banda Aceh 42 orang, Aceh Besar 30 orang, Pidie 26 orang, dan warga Sabang 12 orang. Kemudian warga Lhokseumawe delapan orang, Aceh Selatan enam orang, Langsa tiga orang, Pidie Jaya dua orang, dan satu orang lagi warga Simeulue. 

“Penderita Covid-19 yang meninggal dunia bertambah 24 orang lagi di Aceh,” katanya. 

Kasus-kasus meninggal dunia meliputi warga Pidie mencapai 11 orang, Banda Aceh lima orang, dan warga Langsa sebanyak dua orang. Kemudian masing-masing satu orang warga Aceh Tamiang, Lhokseumawe, Aceh Besar, Sabang, Aceh Barat, dan warga Nagan Raya.  

Aceh Besar tujuh orang, Banda Aceh lima orang, Aceh Barat tiga orang, dan warga Lhokseumawe sebanyak dua orang. Kemudian warga Aceh Tamiang, Sabang, Nagan Raya, Aceh Selatan, dan warga Subulussalam, masing-masing satu orang. Sedangkan satu lagi warga dari luar daerah. 

Lebih lanjut ia memaparkan data akumulatif kasus probable, yakni sebanyak 873 orang, meliputi 746 orang selesai isolasi, 51 orang isolasi di rumah sakit, dan 76 orang meninggal dunia. Kasus probable yakni pasien yang secara klinisnya menunjukkan indikasi kuat sebagai Covid-19 dan dalam proses pemeriksaan swab-nya. 

Sedangkan kasus suspek secara akumulatif tercatat sebanyak 9.858 orang. Suspek yang telah usai isolasi sebanyak 9.682 orang, sedang isolasi di rumah 152 orang, dan 24 orang sedang diisolasi di rumah sakit, tutupnya.(*)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda