Psikolog ini Ungkapkan Langkah Paling Dasar Pemulihan Korban Konflik di Aceh
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah Aceh Yulia Direzkia mengatakan, trauma dalam bahasa latin bermakna luka. Kalau tidak disembuhkan, efeknya akan menjadi bagian kepribadian seseorang.
"Langkah paling utama dalam hal pemulihan trauma bagi korban konflik adalah pemenuhan kebutuhan dasar seperti makan dan tempat tinggal," kata psikolog itu saat memberikan pemaparan sebagai ahli dalam Rapat Dengar Kesaksian korban hilang saat konflik Aceh di Ruang Serbaguna DPRA, Rabu (20/11/2019).
"Kalau ini saja belum dipenuhi, jangan berharap naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam hal pemulihan korban," tambahnya.
Ia juga mengapresiasi langkah yang dilakukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh dengan menghadirkan 20 korban kehilangan saat konflik Aceh kurun waktu 1990-2014 dalam rapat dengar pendapat itu.
"Para korban, merasa didengarkan saja sudah membuat mereka bahagia dan itu merupakan bagian dari upaya pemulihan," kata Yulia.
Menurut psikolog ini, langkah selanjutnya setelah memenuhi kebutuhan dasar adalah dengan menyeimbangkan antara jaringan negatif dan jaringan positif yang ada dalam otak melalui berbagai upaya yang bisa dilakukan kepada korban.
"Banyak-banyak berikan hal positif kepada para korban. Ingat ya, trauma tidak bisa dihapus namun bisa diseimbangkan dengan hal-hal positif," pungkasnya.
Kegiatan Rapat Dengar Kesaksian korban konflik ini berlangsung sejak 19 - 20 November 2019. Sebanyak 20 dari 192 korban konflik dibawa ke Banda Aceh untuk didengar kesaksiannya di hadapan para ahli.(sm)