kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Prof Mukhlis: Aceh Miskin Bukan Karena Faktor SDA, Namun Manusia Termasuk Pemimpinnya

Prof Mukhlis: Aceh Miskin Bukan Karena Faktor SDA, Namun Manusia Termasuk Pemimpinnya

Selasa, 16 Agustus 2022 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizki
Tangkapan layar

DIALEKSIS.COM | Aceh - Guru Besar Ekonomi Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Dr. Mukhlis Yunus mengatakan, Aceh miskin bukan karena faktor Sumber Daya Alam (SDA), tapi karena manusia dan pemimpin di dalamnya.

"Aceh kaya karena memiliki SDA yang berlimpah pada permukaan bumi. Tidak ada alasan secara rasional Aceh miskin dan ini menjadi pertanyaan besar bagi kita semua, kenapa Aceh itu miskin? di mana-mana kalau dibilang miskin itu tidak didukung oleh SDA," sebut Prof Mukhlis yang dikutip Dialeksis.com melalui kanal Youtube Serambi On TV terkait "Aceh Kaya, Kenapa juga Miskin?", Selasa (16/8/2022).

Lanjutnya, ini adalah sebuah pemahaman bahwa negara atau daerah di mana ditemukan SDA yang berlimpah di sana ditemukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lemah, baik karena rendahnya titik kekuasaan maupun lemahnya kreativitas. 

"Artinya, kemiskinan di Aceh bukan karena faktor alam, tapi faktor manusianya termasuk pemimpinnya," ucapnya.

Ia juga menyampaikan, SDA di Aceh juga sama dengan yang lain, kenapa dulu kita tidak miskin, sekarang malah menjadi miskin, malah SDA juga lebih banyak ditemukan sekarang. Hal ini berpengaruh pada kontribusi kinerja dalam segala bidang, mulai dari kepala dusun hingga gubernur.

Ia mengapresiasi data dari BPS yang menyampaikan apa adanya. Persoalan pengukuran mereka bahwa kita miskin itu persoalan tersendiri. Dan itu idealnya menjadi rujukan bagi pengambil keputusan untuk membenah, persoalannya adalah alat yang mereka ukur atau indikator pengukuran tidak sama dengan indikator pembangunan.

Sering kejadian, yang dibangun tidak diukur tapi diukur yang tidak dibangun. Ada instrumen misalnya perumahan, adanya pengeluaran makanan dan non makanan itu sudah menjadi informasi umum bagi pengambil keputusan. 

"Tapi berapa banyak dari pengambil keputusan penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan itu perhatian dengan instrumen oleh BPS itu," jelasnya.

Ia melihat pada pimpinan sekarang agar cenderung untuk memadukan apa yang diukur dengan apa yang dibangun di segenap instrumen pengambil keputusan, termasuk para perencana diminta untuk concerns.

"Agar merekomendasikan yang menjadi kebutuhan bagi pengurangan angka kemiskinan," tutupnya. [AU]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda