Prof Firman Noor Ungkap Cara Pertahankan Eksistensi Parpol Baru
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Prof. Firman Noor. [Dok: firmanoor.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejumlah pengurus dan kader Partai Ummat ramai-ramai mengundurkan diri dengan alasan yang beragam.
Setelah Agung Mozin dan Neno Warisman, terkini para pengurus DPD Partai Ummat Kota Depok berjumlah 26 orang menyatakan mundur.
Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Firman Noor menilai persoalan itu harus dibedakan antara nasional atau lokal, tingkat lokal yang baru terjadi di pengurusan Depok. Sedangkan daerah yang lain belum terlihat gejala yang sama.
"Bagi saya, itu hal yang memang biasa terjadi dalam dinamika berpartai. Untuk di level nasional saya kira masih solid," kata Prof Firman kepada Dialeksis.com, Selasa (12/10/2021).
Menurutnya, kepengurusan Partai Ummat di Depok tidak bisa dijudge sebagai keseluruhan. Alasan mereka mengundurkan mungkin karena ada kepentingan dan cara yang berbeda dengan ketua umum atau pimpinan partai.
Prof Firman menjelaskan, pembentukan suatu partai politik tentu mempunyai sebuah idealisme yang akan dikembangkan dalam internal partai. Untuk memperkuatkan solidaritas antar kader serta menjaga eksistensi partai itu harus mempunyai persepsi yang sama mengenai visi dan misi partai, memiliki komitmen yang sama ingin berjuang melalui wadah partai.
"Menjalankan leadership dalam partai harus mampu merangkul semua kalangan, merangkul berbagai pihak dan bisa meyakinkan kader-kader dibawah untuk terus bergerak dalam kondisi dan situasi apapun, baik senang ataupun sedang longgar," tuturnya.
Lanjutnya, kunci sebuah partai untuk tetap solid yaitu pada visi dan leadership serta komitmen membangun jaringan dan kerja-kerja konkret dari kader partai.