Prestasi Lagi, Dua Siswa Aceh Boyong Medali Perak pada Kompetisi Internasional Macau
Font: Ukuran: - +
Oka Hasana Agustiani dan Rafachinka Renjani R. dari SMAN 1 Takengon membawa harum nama Aceh pada kompetisi Macau Innovation and Invention Expo (MIIEX) 2020 pada bidang Algoritma Scientist. [Foto: Ist.]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Prestasi gemilang kembali dipersembahkan oleh siswi-siswi dari SMAN 1 Takengon, Kabupaten Aceh Tengah pada kompetisi Macau Innovation and Invention Expo (MIIEX) 2020 pada bidang Algoritma Scientist. Tidak mudah, pada kompetisi itu para duta serambi mekkah berhasil mengungguli perwakilan pelajar dan mahasiswa dari 160 negara di dunia.
Kedua siswi Aceh yang berasal dari dataran tinggi gayo tersebut yaitu Oka Hasana Agustiani dan Rafachinka Renjani R. Adapun judul penelitiannya adalah "GUKOP (Liquid Sugar from Coffee's Cherry Mucilage) As an Alternative to Prevent Diabetes atau "GUKOP (Gula Kopi) berbahan dasar daging buah kopi sebagai pencegah diabetes.
Dalam melakukan penelitiannya mereka dibimbing oleh Kepala SMAN 1 Takengon, Konadi Lingga, M. Pd dan Guru Pembimbing, Hellyda Fitri, S.Pd.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs H Rachmat Fitri HD, MPA didampingi Kepala UPTD Balai Tekkomdik, T. Fariyal, MM, Selasa (27/10/2020) mengungkapkan rasa haru dan bangganya atas torehan prestasi siswi-siswi Aceh di tingkat Internasional. Dia berharap prestasi ini bisa menjadi contoh dan motivasi bagi siswa yang lain.
"Alhamdulillahirabbil 'alamin. Inilah hasil dari ikhtiar kita bersama untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing sesuai visi dan misi Pemerintah Aceh yaitu Aceh Carong," ungkap Kadisdik penuh haru.
Prestasi yang lahir ini, lanjutnya merupakan buah dari ikhtiar para guru dan kepala sekolah yang konsisten melatih dan membina siswi agar berkompeten sesuai bakat dan keahliannya. Peran kepala sekolah dan guru sangatlah penting dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas.
"Dimasa pandemi Covid 19 kita mampu mencatatkan beragam prestasi dibidang pendidikan baik di tingkatan nasional maupun internasional. Hal ini membuktikan bahwa ikhtiar kita di ridhai oleh Allah SWT," ujar Haji Nanda sapaan akrab beliau.
Kadisdik Aceh mengharapkan dengan adanya pelajar Aceh yang meraih prestasi di tingkat internasional, maka akan menjadi motivasi bagi pelajar lainnya untuk mengukir prestasi. "Semoga ini menjadi pembangkit semangat bagi pelajar Aceh lainnya. Kita telah menjuarai berbagai kompetisi, ini harus menjadi pemicu bagi sekolah-sekolah lain di Aceh," tuturnya.
Rachmat Fitri mengajak para kepala sekolah dan guru untuk terus membina dan melatih siswa agar dapat mengembangkan bakat dan minatnya. Dengan begitu, katanya, maka target kelulusan siswa pada 10 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit di Indonesia dapat terwujud di 2021.
"Kita harus bekerja keras secara bersama-sama untuk meluluskan para siswa di Aceh ke PTN terbaik. Mudah-mudahan Allah meridhai semua hajat dan cita-cita kita semua," imbuhnya.
Sementara Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK, Zulkifli, M. Pd menjelaskan judul yang diambil siswi tersebut berdasarkan fakta dan data terkini setelah dilakukan pengamatan secara mendetail.
"Seperti yang diketahui bahwa penyakit diabetes terjadi salah satunya karena mengkonsumsi makanan yg mengandung gula yaitu sukrosa dan glukosa secara berlebihan. Diabetes dapat ditandai dengan kadar gula (glukosa) didalam darah tinggi," jelasnya.
Penelitian ini, lanjut Zulkifli, dilakukan karena berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah bahwa penderita diabetes di daerah itu semakin meningkat setiap tahunnya. Maka dari itu, perlu dilakukan pengkajian pengganti gula yang rendah glukosa.
"Metode yg digunakan adalah laboratory research dan hasil yg didapatkan adalah gula kopi dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti gula pasir dan dapat mengurangi resiko terkena penyakit diabetes karena kandungan glukosa dan sukrosa yg rendah," jelasnya.
Kabid Pembinaan SMA dan PKLK mengupas bahwa Kompetisi MIIEX merupakan Sains Internasional yang diprakarsai Macao Innovation and Invention Association (MIIA) yang terselenggara atas kerjasama organisasi-organisasi invention dunia.
"Kompetisi ini diikuti oleh 160 negara di dunia dari semua tingkatan mulai dari pelajar, mahasiswa hingga akademisi. Sebuah kebanggaan bagi Indonesia, khususnya Aceh berhasil menjuarai kompetisi ini," imbuhnya.
Pihaknya juga berterimakasih kepada Kacabdin, kepala sekolah juga para guru dan teristimewa buat siswi-siswi yang sudah berusaha dengan kesungguhan sehingga bisa meraih yg terbaik untuk Negara Indonesia.
"Kita juga mengharapkan kepada siswi tersebut untuk dapat terus mengembangkan potensi yang sudah ada sehingga nanti bisa menjadi penelitian yang hebat untuk tingkat Internasional dan Insyallah kita bisa meraih hal tersebut," tutup Zulkifli, M. Pd.
Berikut rangkuman peraih medali dari Indonesia :
1. SMAN 1 Takengon Aceh : medali perak
2. SMPN 19 Semarang : Medali Perak
3. MAN 1 Samarinda : Medali perak
4. SMAN 1 Teras : Medali Perunggu
Dua siswa yang membawa harum nama Aceh, yaitu Oka Hasana Agustiani yang lahir di Takengon tahun 2003, tepatnya 11 Agustus. Oka merupakan putri dari Alm, Syamsuddin dan Junaini, S.Sos, bercita-cita menjadi dokter.
Rekannya bernama Rafachinka Renjani R, lahir di Takengon pada tanggal 22 November 2003. Rafachinka memiliki cita-cita yang sama dengan Oka, yakni menjadi seorang dokter. Putri dari Ramadhian Fitra S.E dan Simahati S.K.M,M.A.P telah menjadi teladan bagi siswa lainnya. []