Beranda / Berita / Aceh / Polisi Buat Lomba Mural, Laras: Sah-Sah Saja

Polisi Buat Lomba Mural, Laras: Sah-Sah Saja

Senin, 20 September 2021 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Mural. [Foto: pixabay.com]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Lomba Mural yang diselenggarakan oleh Polisi ternyata mendapati respon dari banyak Seniman di Indonesia, Khususnya beberapa seniman Mural.

Dikutip dari cnnindonesia.com, Kritikan pedas muncul dari salah satu Seniman mural Anti-Tank Project, Andrew yang mengatakan, tidak ikut serta dalam lomba tersebut. Baginya, Polri adalah lembaga terburuk bersama DPR, juga karena kegiatan itu tak berkontribusi pada perbaikan lembaga, jadi sia-sia mengikutinya.

Pendiri ETNIES, Enyadirmata Larastivana yang juga seniman Mural mengatakan, Pihak Kepolisian membuat lomba Mural ditengah-tengah kritik terhadap lembaga kepolisian karena telah menghapus beberapa Mural yang berbau kritik itu sah-sah saja.

“Tapikan dalam hal ini, para seniman itukan bisa menilai ya, bukan karena lombanya yang dibuat tapi kejadian yang sudah terjadi beberapa waktu yang lalu, penghapusan mural,” ucap Laras kepada Dialeksis.com, Senin (20/9/2021) melalui via telepon.

Ia menyampaikan, karena dari sikap yang dilakukan oleh polisi saat tengah penghapusan mural itu, bisa saja dilakukan untuk mengambil kepercayaan kembali dan juga banyak yang ganjil. "Ganjilnya, ya aneh saja, baru aja hapus mural terus buat lomba mural, anehkan. DPR juga buat lomba mural, buat ambil aspirasi, toh aspirasi udah banyak, sekarang tinggal disaring dan diwujudkan, kalau ambil kepercayaan kembali kurasa itu sulit ya, karena saya yakin dan banyak juga yang udah bilang hal ini juga, banyak yang gak ikut, tapi gak tahu juga kedepannya seperti apa," tukasnya.

“Tapi sekarang apakah masih percaya dari sikap mereka seperti itu, kalau cuma nyerap aspirasi saya rasa gak mesti harus buat lomba, cukup biarkan para seniman itu berekspresi sesukanya dengan menyampaikan apa yang menjadi observasinya dilingkungannya,” jelas Laras.

Laras juga menyinggung, Mural itu adalah sebuah Pesan, Kritikan, Situasi dan yang dirasakan.

“Banyak seniman street atau mural mengatakan hal yang sama, jadi hari ini apa yang dilakukan oleh pihak kepolisian beberapa waktu terkait penghapusan itu sama saja merusak sebuah Pesan, Kritikan, Situasi dan apa yang dirasakan mereka selama ini, sekarang tinggal teman-teman memahami maksud dari penyampaianku,” tutupnya kepada Dialeksis.com. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda