kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pertemuan Mualem dan Darwati, Pengamat: Bukan Silaturrahmi Semata

Pertemuan Mualem dan Darwati, Pengamat: Bukan Silaturrahmi Semata

Senin, 14 Juni 2021 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Muzakir Manaf dan Darwati A Gani [Dok. Kolase/Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pertemuan antara Muzakir Manaf (Mualem) dan Darwati A Gani beberapa hari silam tidak bisa dipandang sebagai silaturrahmi semata.

Hal itu disampaikan oleh Pengamat Politik dan Pemerintahan, Farnanda saat dihubungi Dialeksis.com pada Senin(13/6/2021).

Farnanda menilai, ada unsur politis atas pertemuan ini yang mengarah pada kontestasi Pilkada Aceh 2024.

Jika hal itu dimaknai sebagai wacana tandem Mualem bersama Darwati untuk maju di Pilkada mendatang, Fernanda menguraikan beberapa kalkulasi peta politik yang bisa diperhitungkan.

Pertama, Modal interpersonal dan memperkuat soliditas, merupakan sebuah alternatif pilihan bagi masyarakat Aceh bila pasangan ini maju di Pilkada Aceh. Sosok Mualem dan Darwati memang dinilai sebagai tokoh sentral di Aceh.

“Keduanya memiliki modal politik yang sama kuat dilevel grassroot. Ditambah, eksistensi Darwati diperkirakan akan terus meningkat karena tidak lepas dari bayangan mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, " ujar Farnanda yang juga merupakan Alumni Magister Ilmu Politik dan Pemerintahan Universitas Gajah Mada (UGM).

Kedua, Konsolidasi partai lokal, wacana duet ini bisa dipandang sebagai jalan rujuk bagi bersatunya partai lokal di Aceh. Duet ini bisa membuka peluang bagi partai lokal untuk kembali berjaya.

"Tidak bisa dielak bahwa faktor lokalitas merupakan bahan bakar utama bagi kedua paslon dalam memperoleh suara. Duet ini diprediksi membangkitkan kembali ruh perjuangan yang mengatasnamakan bangsa Aceh," ungkapnya.

Ketiga, melawan stereotip patriarkis, komposisi gender yang disajikan menghadirkan representasi yang jelas.

"Duet ini sudah menang selangkah karena akan meraih suara dari segmentasi pemilih perempuan. Duet Mualem dan Darwati akan menjawab isu keberpihakan yang sejauh ini menempatkan perempuan di Aceh sebagai 'Second Lead', " pungkasnya.


Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda