kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Perkuat Perlindungan Lingkungan, 30 Anak Muda Aceh Timur Dibekali Pelatihan Jurnalistik

Perkuat Perlindungan Lingkungan, 30 Anak Muda Aceh Timur Dibekali Pelatihan Jurnalistik

Senin, 23 Oktober 2023 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Jurnalis Antara, Irwansyah Putra sedang memberikan materi kepada anak muda dalam Kemah Konservasi 2023 di Sungai Bunin, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur, Minggu (22/10/2023). [Foto: Naufal Habibi/Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejumlah anak muda dari berbagai kalangan di Kabupaten Aceh Timur diberikan pelatihan ilmu jurnalistik di pinggir aliran Sungai Bunin, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, Sabtu dan Minggu, 21-22 Oktober 2023.

Pelatihan ini diadakan oleh Yayasan Konservasi Alam Timur Aceh (YAKATA) bekerjasama dengan Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA).

Pemateri yang hadir yakni Agung Dwi Nurcahya dari Yayasan HAkA, Hidayat Lubis (Forum Koservasi Leuser), Mahdi Ismail (Yayasan Konservasi Alam Timur Aceh), Musyawir (Harian Waspada/PWI Aceh Timur), Munandar (SEA Today/Forum Jurnalis Lingkungan Aceh) dan Maimunzir (SCTV/PWI Aceh Timur) serta fotografer lingkungan Irwansyah Putra (LKBN Antara) dan Junaidi Hanafiah (Mongabay).

Kegiatan dengan tema Peningkatan Upaya Perlindungan Lingkungan Lewat Karya Jurnalistik & Konten Media Sosial ini secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Aceh Timur, Syahril, S.STP, M.AP dan dihadiri Reje Desa Bunin, Mustakhirun, Sekretaris Desa Bunin Sumarja serta para pengurus dan anggota Lembaga Pengelola Hutan Gampong (LPHG) Bunin.

Syahril sangat mengapresiasi kegiatan yang digelar karena telah membantu pemerintah lantaran secara tidak langsung mendongkrak potensi akan keberadaan ekowisata di daerah tersebut.

Apalagi selama ini, Serbajadi kian dikenal sebagai tujuan pariwisata pasca viralnya Sungai Lokop setelah sebelumnya telah dikenal sebagai daerah penghasil madu hutan dan durian yang nikmat.

“Tapi alam dan segala apa yang telah diberikan untuk kita saat ini, akan tidak bisa kita nikmati lagi nantinya jika telah rusak. Hutan, alam dan lingkungan ini wajib kita jaga bersama-sama,” kata Syahril kepada Dialeksis.com.

Sementara Sekretaris Yayasan HAkA Badrul Irfan menyebut, kegiatan ini adalah hal yang perlu dilakukan secara berkesinambungan, karena penyadaran dini terkait perlindungan lingkungan dan kemampuan untuk menyampaikan informasi yang baik dan benar adalah upaya positif yang bisa dilakukan untuk membina generasi.

“Diharapkan, pasca training ini generasi muda yang menjadi peserta dapat menjadi agen perubahan untuk pengelolaan lingkungan yang lebih baik,” kata Badrul.

Ketua Pengurus Yakata, Zamzami Ali mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu agenda rutin yang dilaksanakan pihaknya untuk mengedukasi peserta didik agar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik terkait konservasi. Selain ilmu konservasi dasar, para peserta juga dibekali pemahaman jurnalistik dasar dan jurnalistik lingkungan.

Selama berlangsungnya kegiatan selama dua hari, peserta diwajibkan apel pagi, apel malam dan salat berjamaah dan kegiatan tersebut dipandu oleh H. Muhammad Ishak dari Harian Waspada yang juga Kabid Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) PWI Aceh Timur.

“Harapan kita, para peserta bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk meningkatkan upaya perlindungan lingkungan melalui tindakan paling mudah yang bisa dilakukan, seperti penyampaian ke teman sekolah atau keluarga, serta lewat konten media sosial masing-masing,” kata Zamzami Ali.

Lokasi yang dipilih sengaja berada di titik yang tidak memiliki sinyal handphone (HP), sehingga seluruh peserta lebih fokus dalam menyerap ilmu yang diberikan dari sejumlah pemateri selama pelaksanaan kegiatan.

Dia juga mengapresiasi pihak sekolah, kampus dan organisasi kemahasiswaan, karena ikut berpartisipasi dalam mengirimkan siswa dan mahasiswa mengikuti kegiatan serta kepada seluruh pihak yang terlibat mendukung.

Perwakilan peserta mengaku bangga mendapatkan kesempatan mengikuti kegiatan yang menarik dan jarang dilakukan seperti ini, karena banyak pengetahuan konservasi yang diajarkan langsung dari tempatnya yakni di alam terbuka. Apalagi lokasinya sangat alami, asri dan indah di pinggir aliran sungai Peureulak - Lokop.

"Kita berharap ke depan masih mendapatkan kesempatan yang sama dalam berbagai kegiatan pelatihan konservasi di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan untuk menjadi barisan muda yang akan menjaga alam dan hutan sebagai warisan untuk anak dan cucu kita di masa mendatang," kata Raja Abdul Razzi, salah satu peserta yang juga Ketua Himpunan Mahahasiswa Islam (HMI) Cabang Aceh Timur. [NH]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda