Rabu, 09 April 2025
Beranda / Berita / Aceh / Pergerakan Penumpang Mudik Lebaran 2025: Penurunan Tipis, Peningkatan di Transportasi Darat dan Udara

Pergerakan Penumpang Mudik Lebaran 2025: Penurunan Tipis, Peningkatan di Transportasi Darat dan Udara

Senin, 07 April 2025 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal. Foto: doc Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Aceh - Liburan Lebaran 2025 memasuki fase akhir, dengan periode mudik yang berlangsung hingga H+4 (5 April 2025). Data terbaru dari Dinas Perhubungan Aceh mengungkapkan dinamika pergerakan penumpang melalui tiga moda transportasi: darat, laut, dan udara. Total penumpang mudik tahun ini tercatat sebanyak 151.645 orang, mengalami penurunan sebesar 1,15% dibandingkan tahun 2024 (153.403 orang). Meski demikian, transportasi darat dan udara menunjukkan tren yang positif.

Penumpang yang menggunakan jalur darat meningkat sebesar 4,73%, dari 70.010 orang pada tahun 2024 menjadi 73.323 orang pada tahun 2025. Sementara itu, transportasi udara mencatat lonjakan signifikan sebesar 16,9%, dari 31.226 penumpang pada tahun 2024 menjadi 36.516 penumpang tahun ini. 

Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, menyatakan bahwa peningkatan tersebut didorong oleh perbaikan infrastruktur dan penambahan layanan. 

"Kami terus berkoordinasi dengan operator transportasi untuk memastikan ketersediaan armada serta kenyamanan penumpang," ujarnya.

Sebaliknya, transportasi laut mengalami penurunan drastis sebesar 19,8%, dari 52.167 penumpang pada tahun 2024 menjadi 41.806 penumpang pada tahun 2025. Menurut Faisal, hal ini disebabkan oleh faktor cuaca dan pergeseran preferensi masyarakat yang kini lebih memilih moda transportasi darat dan udara. 

"Masyarakat mungkin lebih memilih jalur darat karena ketersediaan tol, atau transportasi udara karena waktu tempuh yang lebih cepat," jelasnya.

Data Dialeksis menunjukkan bahwa rute penyeberangan Ulee Lheue – Balahohan (21 Maret - 5 April 2025) melayani 46.867 penumpang, dengan 7.650 kendaraan bermotor dan 2.452 mobil. Sementara itu, realisasi volume lalu lintas di Tol Sibanceh hingga 6 April 2025 mencapai 122.243 kendaraan (60.198 arus mudik dan 62.045 arus balik). Angka-angka tersebut mencerminkan tingginya ketergantungan masyarakat pada infrastruktur jalan tol untuk mobilitas mudik.

Menanggapi dinamika ini, Faisal menegaskan kesiapan petugas dalam mengawal arus balik. "Kami telah menyiagakan posko pengawasan di semua titik rawan, termasuk pelabuhan dan bandara. Edukasi mengenai pembagian waktu perjalanan juga terus digencarkan guna menghindari kepadatan," ujarnya. 

Ia menambahkan bahwa pemantauan ketat terhadap kapasitas moda transportasi dan kondisi lalu lintas akan menjadi fokus utama hingga periode liburan resmi berakhir.

Dengan fluktuasi angka ini, terlihat bahwa preferensi masyarakat Aceh dalam mudik mulai bergeser ke moda transportasi yang dianggap lebih efisien. Hal ini menantang pemerintah untuk terus memperkuat layanan infrastruktur secara merata. 

"Kami terus berkoordinasi dengan operator transportasi guna memastikan ketersediaan armada dan kenyamanan penumpang, yang terbukti dari peningkatan 4,73% pada transportasi darat dan lonjakan 16,9% pada transportasi udara. Peningkatan ini didorong oleh perbaikan infrastruktur dan penambahan layanan yang kami lakukan," jelas Faisal.

Di sisi lain, penurunan 19,8% pada transportasi laut diduga disebabkan oleh faktor cuaca serta pergeseran preferensi masyarakat yang kini lebih memilih moda darat dan udara karena kecepatan waktu tempuh dan ketersediaan fasilitas tol. 

"Untuk mengantisipasi puncak arus balik mudik, kami telah menyiagakan posko pengawasan di semua titik rawan, termasuk pelabuhan dan bandara, serta terus menggencarkan edukasi tentang pembagian waktu perjalanan agar kepadatan dapat dihindari," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI