kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pentingnya Penerapan Pendidikan Basis Budaya dan Adat di Aceh

Pentingnya Penerapan Pendidikan Basis Budaya dan Adat di Aceh

Kamis, 14 Oktober 2021 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Ketua MKKS SMA Aceh dan Kepala Sekolah SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, Muhibbul Khibri, S.Pd. M.Pd. [Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Muswarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Aceh, Muhibbul Khibri, S.Pd. M.Pd ikut gembira dengan penerapan pembelajaran adat istiadat dan budaya Alas di Aceh Tenggara (Agara).

Menurut Muhibbul, pendidikan di Aceh itu harus mengedepankan kearifan lokal. Hal itu merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki Aceh dengan kaya akan budaya, adat dan agama. 

"Jadi sangat disayangkan, kalau anak-anak kita hanya diberi pengetahuan yang memang tidak mengedepankan ciri khas Aceh, dulu pahlawan kita berjuang dengan adat istiadat sehingga menjadi sebuah kekuatan. Salah satu pendekatan pendidikan itu pendidikan adat dan budaya," jelasnya kepada Dialeksis.com, Rabu (14/10/2021). 

Saat ini, lanjutnya, masih banyak anak-anak Aceh yang belum mengetahui budayanya sendiri. Padahal, budaya alas, Gayo sudah banyak dikenal orang. Untuk itu pemahaman budaya itu harus diintegrasikan ke semua pendidikan serta peran media juga diperlukan.

"Saya pernah ke Jogja, di sekolah-sekolah mereka menampilkan baju adat sehingga anak-anak itu tahu. Jadi kemanapun pergi bagaimanapun hebatnya nanti dia tetap tahu budayanya," jelas Muhibbul yang juga merupakan Kepala Sekolah SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh.

Muhibbul Khibri meminta, pemangku kepentingan bidang pendidikan dan kebudayaan itu harus berkolaborasi mengali budaya-budaya sebagai kemajuan dan kearifan lokal di Aceh.

"Untuk ditanamkan kepedulian dan cinta kepada Aceh, jadi keacehan kita ini muncul sebuah kekuatan. Kemudian apapun pesan nanti untuk kemajuan pendidikan di Aceh bisa disampaikan dengan budaya, kita harus menghargai orang-orang yang bergerak di bidang budaya termasuk budaya lokal itu perlu hidupkan kembali," jelasnya lagi. 

Ia menegaskan, jika hal demikian tidak dipikirkan dari sekarang, maka budaya-budaya itu akan punah. Menurutnya, kolaborasi itu penting sekali, kalau perlu dibuat seminar workshop tentang kebudayaan, diundang pelajar ataupun dibuat nanti semacam kompetisi berkaitan dengan budaya dan pagelaran seni khusus di sekolah tentang budaya Aceh. 

"Maka, akan kita melihat pendidikan di Aceh ini sebuah kekuatan yang dibarengi oleh kekuatan budaya, jadi kita harus bangga dengan budaya Aceh yang sangat komplit," pungkasnya. [anr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda