Beranda / Berita / Aceh / Pendidikan Swasta Aceh Butuh Pembinaan Serius L2Dikti

Pendidikan Swasta Aceh Butuh Pembinaan Serius L2Dikti

Senin, 26 Agustus 2024 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Prof. Dr. H. Apridar, SE, M.Si, Rektor Universitas Islam Kebangsaan Indonesia dan guru besar Universitas Syiah Kuala. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Aceh - Sektor pendidikan swasta di Aceh tengah menghadapi berbagai tantangan yang menghambat perkembangannya. Prof. Dr. H. Apridar, SE, M.Si, Rektor Universitas Islam Kebangsaan Indonesia dan guru besar Universitas Syiah Kuala (USK), mengungkapkan sejumlah persoalan krusial yang dihadapi lembaga pendidikan swasta di wilayah tersebut.

Menurut Apridar, salah satu masalah utama adalah lemahnya pembinaan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti). "L2Dikti seharusnya membina dan mendukung sektor pendidikan swasta, bukan malah menutupnya," ujar Apridar kepada Dialeksis.com saat dihubungi, Senin (26/8/2024).

Ia menambahkan, tindakan L2Dikti menutup institusi yang tidak terakreditasi memang sesuai regulasi, namun harus diimbangi dengan upaya pendampingan yang lebih serius. "Pendidikan swasta di Aceh saat ini tidak memberikan dampak signifikan dalam mengubah wajah pendidikan," tegasnya.

Tantangan lain yang disoroti adalah proses akreditasi yang ketat dan keterbatasan dana. Apridar menjelaskan, untuk mendapatkan akreditasi yang baik, sebuah institusi harus memenuhi berbagai persyaratan yang membutuhkan anggaran besar. "Banyak lembaga pendidikan swasta di Aceh kesulitan memenuhi persyaratan tersebut karena keterbatasan dana," katanya.

Dalam diskusi dengan beberapa pimpinan kampus swasta, Apridar menemukan keluhan utama mereka adalah kurangnya pendampingan serius dari L2Dikti. Hal ini menyebabkan banyak kampus swasta kesulitan berkembang dan meningkatkan kualitas pendidikan mereka.

Apridar juga menekankan pentingnya kolaborasi antara universitas negeri dan swasta. Menurutnya, universitas negeri memiliki kewajiban untuk mendampingi kampus-kampus swasta. "Universitas negeri besar tidak boleh bersikap eksklusif, tetapi harus proaktif membantu pengembangan institusi pendidikan swasta," ujarnya.

Sebagai penutup, Apridar memberikan saran agar L2Dikti lebih fokus pada pendampingan dan pengembangan, bukan hanya pada penutupan institusi yang tidak terakreditasi. Ia juga berharap L2Dikti dapat memperjuangkan penambahan jumlah guru besar di sektor swasta untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Aceh.

Meski menghadapi berbagai tantangan, Apridar tetap optimis. Ia yakin dengan dukungan tepat dari pemerintah, kolaborasi kuat antara universitas negeri dan swasta, serta pembinaan serius dari L2Dikti, sektor pendidikan swasta di Aceh dapat berkembang dan memberikan kontribusi signifikan dalam mencerdaskan anak bangsa.

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda