Pemerintah Aceh Promosikan Wisata Halal ke Sudan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM| Sabang: Menarik wisatawan masuk ke Aceh khususnya Sabang, pemerintah Aceh terus melakukan upaya- upaya promosi, Salah satunya promosi melalui kegiatan famtrip, yang kali ini memilih negara Sudan.
Kegiatan yang telah menjadi agenda rutin pemerintah Aceh ini, didukung penuh Kedutaan Besar Republik Indonesia, yang bertugas di berbagai negara.
Irwan Mahdi, selaku penyedia jasaTour Famtrip Mengatakan, promosi melalui famtrip merupakan upaya efektif untuk mempromosikan suatu daerah ke dunia luar.
Menurut Irwan, hal tersebut sangat sejalan dengan impian pemerintah Aceh dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, yang ingin terus menarik wisatawan asing masuk ke Aceh melalui kerjasama- kerjasama yang telah dilakukan selama ini.
"Yang kami tangkap dari pembicaraan itu, bahwa dinas pariwisata provinsi menginginkan adanya kerjasama Aceh dan Sudan. Jadi setelah tiga hari ini. Dan dari media dan perwakilan kedutan Sudan, saat ini tengah gencar mempromosikan wisata halal Aceh di negaranya" Ujar Irwan, Selasa (07/08/18).
Diharapkan, hal itu nantinya berimbas pada peningkatan perekonomian masyarakat, baik pekerja travel, penginapan, transportasi dan pekerja usaha wisata lainnya.
Hal serupa juga diutarakan Staf kedutaan Besar Republik Indonesia Khartoum- Sudan, Fahmi Umar, saat diwawancarai RRI. Jelas Fahmi, pihaknya sengaja memilih famtrip ke Aceh, mengingat Aceh merupakan provinsi yang menerapkan Syariat Islam. Sehingga sangat cocok dengan wisatawan asal Timur Tengah, terutama Sudan.
"Kami sengaja hadir ke sini (SabangRed), untuk mempromosikan Aceh khususnya Sabang ke Sudan. Karena Aceh merupakan provinsi Syariat Islam, mereka dari Timur Tengah, sangat cocok sekali dengan wisata yang ada di Sabang. Apa lagi Subhanallah Sabang masih asri, terlebih jarak tempat wisata berdekatan" kata Fahmi.
Menurut Fahmi, dengan lokasi spot wisata yang tidak berjauhan dan lalulintas yang masih tergolong aman dan nyaman, Sabang menjadi salah satu tempat wisata yang ideal. Yang mana para wisatawan, tak perlu menghabiskan banyak waktu untuk berpindah dari satu spot wisata ke spot wisata lainnya. (KBRN/RRI)