kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pemerintah Aceh Lakukan Diplomasi Budaya di Semarang

Pemerintah Aceh Lakukan Diplomasi Budaya di Semarang

Kamis, 22 Agustus 2019 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Tarian Ratoh Jaroe. [FOTO: IST]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Tidak mengherankan jika sejak dulu, Aceh dikenal sebagai sebuah bangsa yang besar dengan kebudayaan, perekonomian, perpolitikan hingga dikenal pula sebagai daerah penyebar agama Islam di Asia Tenggara.

Hal itu terlihat pula bagaimana misalnya, Sultan Aceh, Sultan Alauddin Al Mukamil mengutus Abdul Hamid ke Belanda untuk mengetahui seluk beluk kepemerintahan Belanda waktu itu. 

Sebab tersebar kabar pada saat itu bahwa Belanda sebuah negara. Karena itu, Abdul Hamid diputuskan untuk berangkat ke negeri kincir angin tesebut dan sampai pada bulan Agustus tahun 1602.

Namun, kabar yang tersebar tersebut tidak benar adanya. Ketika Hamid sampai di Belanda, dia sempat ikut ke dalam area peperangan yang pada waktu itu Belanda sedang berhadapan dengan Spanyol dan menguras semua sumberdaya negara itu. 

Abdul Hamid, melalui kerajaan Aceh kala itu diminta oleh Pangeran Maurits â€“ pendiri Dinasti Oranje untuk membantu mereka. 

"Artinya, diplomasi Aceh sejak dulu telah berjalan dengan sebagaimana mestinya dan begitu luhur. Sebab Aceh juga berperan dalam berbagai hal baik itu budaya, politik, dan ekonomi," ujar Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA), Almuniza Kamal, Rabu (21/8/2019).

Hal itu disampaikan Almuniza terkait diplomasi kebudayaan yang tengah dilakukan secara gencar oleh Pemerintah Aceh melalui BPPA dengan menggelar berbagai lomba, salah satunya menggelar audisi Festival Ratoh Jaroe 2019 yang memperebutkan piala bergilir dari Gubernur Aceh.

Tujuannya, diharapkan kegiatan ini dapat mempersatukan berbagai elemen masyarakat, memperkuat dan menanamkan nilai-nilai kebudayaan kepada peserta didik yang ikut kegiatan Festival Ratoh Jaroe 2019.

"Nah, karena itu, setelah sukses menggelar audisi di DKI Jakarta, dan Banten, kini kita ekspansi ke Semarang, Jawa Tengah," ujarnya, dalam keterangan resmi BPPA yang diterima Dialeksis.com, Kamis (22/8/2019).

Almuniza menjelaskan. Acara tersebut nantinya akan dihelat di panggung utama Taman Indonesia Kaya, Minggu, 25 Agustus 2019 pukul 07.30 WIB.

"Acara ini gratis untuk masyarakat umum. Di lokasi, nantinya pemerintah Aceh juga mau membagi-bagikan kopi dari Aceh. Kita berharap masyarakat Kota Semarang dapat menikmati suguhan kebudayaan dari Provinsi Aceh," jelas dia.

Selai itu, Pemerintah Aceh juga akan membuka stand oleh-oleh khas Aceh antara lain, cinderamata, tas, jilbab, bros, dsb. Ada juga makanan ringan khas Aceh seperti thimpan, kue panggang, pulot, keukarah, bada reuteuk, dan lain-lain.(red/rel)

Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

riset-JSI
Komentar Anda