kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pelaku UMKM Minta Pemerintah Aceh SortirJenis Usaha yang Baru Mulai

Pelaku UMKM Minta Pemerintah Aceh SortirJenis Usaha yang Baru Mulai

Senin, 04 Juli 2022 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizki
Foto: Auliana/Dialeksis.com

DIALEKSIS. COM | Banda Aceh - Festival Kopi Gemilang yang digelar oleh Pemko Banda Aceh dengan Waspada selama dua hari, Sabtu dan Minggu (2-3/7/2022) memberikan harapan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Salah satu pelaku UMKM, Dara Banda Aceh yaitu pemilik Koperasi UMKM WUBI (Wirausaha Unggul Bersama Indonesia) mengatakan, dengan adanya kegiatan ini pelaku usaha jadi terbantu dan ia mendapat bimbingan langsung dari Bank Indonesia (BI) untuk upgrade kurang dan lebih branding produk mereka.

Ia menyampaikan, harga yang dijual standar, namun ketika harga bahan pangan naik maka harganya juga naik. Hal ini dikarenakan harga pangan diambil dari masyarakat lokal juga.

"Saya sangat bersyukur dan berterima kasih, di sini kami dapat ilmu dan juga teman-teman baru, komunitas juga berjalan dengan baik," ucapnya saat diwawancarai Dialeksis.com pada Minggu malam (3/7/2022).

Dara bersama teman-teman memproduksi stik keju, keripik kentang, krezz tempe, krips chips, dan mak rah pireung.

Lanjutnya, mak rah pireung ini yang banyak laku karena harganya juga murah mulai dari Rp2000 saja.

Di sisi lain, penjual kopi kekinian yaitu Helmi menyampaikan, lapak pada kegiatan ini gratis diberikan oleh wali kota Banda Aceh dan omset jual tembus 70 cup/hari.

Kemudian, lapak ini bentuk dari pelaku UMKM dan penjual kopi sepertinya sebagai pengenalan untuk masyarakat khususnya pada kaum milenial.

Ia berharap, masalah UMKM perlu ditelusuri lagi oleh pemerintah Aceh karena ada pelaku usaha yang baru berjalan atau baru mulai. Artinya, pemerintah Aceh sampai saat ini belum bisa sortir, seperti cafe tidak bisa disamakan dengan pelaku usaha lainnya karena ada pajak 10% cafe diambil dari pendapatan kotor.   

Dalam hal ini, pemerintah Aceh bisa mengambil sikap tegas semacam memberikan waktu untuk berkembang. Semenjak Covid-19, pendapatan juga menurun sampai saat ini juga belum begitu stabil.

"Alasan saya memilih minuman seperti kopi untuk dijual karena minuman lebih awet, sedangkan makanan risiko busuk atau apa lebih tinggi," pungkasnya. [AU]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda