kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pasca Bencana, Kesehatan Perempuan dan Anak Sering Terabaikan

Pasca Bencana, Kesehatan Perempuan dan Anak Sering Terabaikan

Jum`at, 07 Oktober 2022 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Kegiatan Humanitarian Goes to Campus yang berlangsung di Universitas Abulyatama, Kamis (6/10/2022). Naufal Habibi/Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Aceh, Eva Khafifah mengatakan dalam situasi bencana, terdapat kelompok yang rentan berdampak dalam bencana yaitu perempuan dan anak. 

Menurut dia, siklus kesehatan reproduksi tidak berhenti saat bencana, di sana ada yang sedang hamil, masa nifas, dan menyusui. Karena itu, ada kebutuhan konseling pemulihan trauma dan kebutuhan alat kontrasepsi yang aman. 

"Jadi sangat penting pemenuhan kebutuhan spesifik bagi kelompok-kelompok ini walaupun dalam situasi krisis," kata Eva Khafifah kepada Dialeksis.com, Kamis (6/10/2022). 

Eva menambahkan Kita akan terus berkolaborasi dan berupaya bersama mengatasi persoalan-persoalan kesehatan di Aceh, tidak hanya kesehatan reproduksi, tapi juga akan fokus pada salah satu target nasional yaitu masalah stunting,” ujarnya.  

Menurut Eva, saat ini banyak persoalan kemanusiaan yang terjadi daerah terutama ketika ada bencana. 

Oleh karena itu, Eva mengajak kepada pemuda-pemuda Aceh agar terus aktif dalam kegiatan sosial.

Dalam hal ini pihaknya menyambut baik kegiatan kerjasama dengan FIKES Universitas Abu Yatama. 

“Dengan adanya kerjasama PKBI dengan FIKES Unaya bisa mempertemukan pengetahuan dengan pengalaman dari komunitas, agar komunitas menjadi lebih berdaya dalam mengatasi persoalan kesehatan dan kemanusiaan,” ujarnya. 

Senada dengan Direktur PKBI Aceh, Pemateri Kegiatan Humanitarian Goes to Campus, Agus Agandi memaparkan tema Remaja Terlibat, Remaja Hebat! Pemberian Paket Awal Minimum (PPAM) Kespro untuk Remaja. 

Dia mengatakan,  dalam situasi krisis atau saat terjadi bencana, terdapat  kelompok rentan yang paling terdampak dan sering terabaikan kebutuhan spesifiknya, salah satunya kelompok remaja. 

“Risiko remaja pada situasi krisis kesehatan dapat dikurangi, apabila remaja diberdayakan dengan baik,” kata Agus. 

Sementara itu, Zulmasry menambahkan lingkungan saat ini memang sedang menuju kerusakan, yaitu kerusakan hutan, pencemaran lingkungan, batu bara, pencemaran laut, kerusakan daerah aliran sungai, sampah plastik, serta pencemaran air sungai mikroplastik. 

"jurnalis harus melakukan pemberitaan pada aspek penyebab, dampak, dan pemberitaan yang mendorong mitigasi, advokasi nasib korban bencana dan kampanye lingkungan," pungkasnya. 

Sebelumnya, Dalam rangka memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia tahun 2022, PKBI Aceh bekerjasama dengan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Abulyatama (FIKES Unaya) menyelengarakan kegiatan Humanitarian Goes to Campus. Kegiatan yang berlangsung di Universitas Abulyatama, Kamis (6/10/2022). 

Kegiatan Humanitarian Goes to Campus dengan tema Aksi Orang Muda untuk Isu Kemanusiaan ini, menghadirkan narasumber Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Abulyatama  Pasyamei Rembune Kala, SSIT, MKM,  Humanitarian Vocal Point PKBI Aceh  Agus Agandi  dan jurnalis Kompas/Koordinator Forum Jurnalis Lingkungan Zulkarnaini Masry. [NH]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda