Parlok Baru Akan Sulit Dapat Kursi di Parlemen pada Pemilu 2024
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Ilustrasi. [Foto: Nahda/detikcom]
Sedangkan, untuk parlok lainnya kurang fanatisme yang mengakar, sehingga sulit untuk bersaing terutama dengan PA bahkan dengan partai nasional lainnya. “Kunci dari partai-partai lokal ini seperti PA fanatik nya terhadap Mou Helsinki,” ungkap Rafsanjani.
Kemudian, dia menjelaskan, faktor ketokohan juga sangat mempengaruhi terhadap partai tersebut. “Faktor ketokohan sebagai pemimpin partai juga mempengaruhi, seperti PNA yang memiliki 3-4 kursi juga dipengaruhi oleh pemimpinnya, yaitu Irwandi Yusuf. Dan untuk partai SIRA mendapatkan 1 kursi karena M. Nazar,” ujarnya.
Ia mengatakan, pemilih di Aceh masih kebanyakan menjadi pemilih yang rasional. Faktanya, seperti PA yang setiap periode mengalami penurunan dalam jumlah suara.
Hal itu menurutnya, karena pemilih melihat daripada kinerja Partai tersebut. “Pemilih melihat kinerja Partai yang kurang baik, sehingga mereka sudah kurang percaya terhadap partai tersebut,” sebutnya.
Selain itu, kata Rafsanjani, masih ada juga pemilih yang transaksional. Seperti untuk pemilihan DPR-RI. “Jika melihat survei awal, diprediksi bahwa kandidat A yang menang. Akan tetapi, setelah pengumpulan hasil suara, kandidat A tidak menang. Oleh karena itu, ini bisa disinyalir ada transaksional atau money politics,” ungkapnya.
“Intinya, setiap pemilihan tergantung dari pihak pemilih masing-masing. Apabila Aceh semua adalah pemilih yang rasional, Insya Allah komposisi anggota dewan atau legislatif yang kompeten,” pungkasnya. [ftr/bna]
- 75 Orang Lolos Seleksi Administrasi Calon Panwaslu Kecamatan Trienggadeng, Akan Ikuti Tes Tertulis Pada 15-16 Oktober 2022
- Bunda PAUD Kuta Raja Terpilih Mengikuti Ajang Bunda PAUD Tingkat Provinsi, Sri Dewi Ucapkan Selamat
- Komparasi Realisasi Belanja SKPA Tahun 2019, 2020 dan 2021
- Di Seputaran Pasar Lampakuk, DLH Aceh Besar Bersihkan Sampah Liar