Beranda / Berita / Aceh / Pandemi Covid-19, ASPPI Aceh Sampaikan Strategi Agar Pelaku Industri Pariwisata Tetap Survive

Pandemi Covid-19, ASPPI Aceh Sampaikan Strategi Agar Pelaku Industri Pariwisata Tetap Survive

Minggu, 21 Maret 2021 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Roni

Ketua ASPPI Aceh, Azwani Awi. [IST]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Aceh, Azwani Awi mengatakan, sejak dimulainya pandemi Covid-19 pada Maret 2020 lalu, pelaku pariwisata benar-benar merasa terpukul.

"Pelaku travel semua nyaris gulung tikar. Bahkan sebagian ada yang malah beralih profesi jadi pengusaha kuliner, rumahan, pedagang online, ada juga yang jadi petani, nah itu yang sebenarnya menjadi dampak paling besar selama ini," kata Ketua ASPPI Aceh yang akrab disapa Popon saat dihubungi Dialeksis.com, Minggu (21/3/2021).

Meski demikian, lanjutnya, semangat para pelaku pariwisata khususnya di Aceh tetap tinggi. Berbagai cara dilakukan agar industri pariwisata tetap survive (bertahan) meski pandemi belum juga berakhir.

"Bahkan data di ASPPI yang sebelumnya 120 member, kemarin kita perpanjangan keanggotaan, bukannya berkurang malah bertambah," ungkap Popon.

Menjaga semangat ini, pihaknya juga telah mendeklarasikan dengan para stakeholder pariwisata di Aceh bahwa para pelaku industri pariwisata ini harus lahir kembali untuk menatap masa depan yang cerah.

"Sejak September kita deklarasikan semangat ini, maka kita langsung menggagas suatu program Aceh Hot Deal. Program dimana memberikan fasilitas kepada para wisatawan dengan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dengan membayar sedikit, serta berbagai kelebihan-kelebihan lainnya," jelas Ketua ASPPI Aceh itu.

Pihaknya juga duduk bersama membuat berbagai diskon seperti hotel dan diskon besar-besaran lainnya pada paket destinasi wisata di Aceh.

"Yang perlu kita percayai bahwa Corona itu sampai hari ini masih ada dan kita harus bisa berdampingan sama Corona. Kemudian dari protokol kesehatan, kita harus bisa menyesuaikan. Misal kalau dulu satu bus untuk 30 orang, sekarang harus dua bus. Sehingga bus-bus yang selama ini cenderung tidak bisa bekerja dan tidak punya penghasilan, sekarang mereka juga mau menurunkan harga bus, sehingga ini juga berefek untuk mereka," ungkap Popon.

Kemudian ASPPI sendiri bersama para pelaku pariwisata, sejak Desember lalu sedang menggarap Aceh Travel Mart. Melalui program ini pihaknya mengundang para buyer-buyer yang ada di seluruh Indonesia untuk datang ke Aceh melihat kondisi Aceh, kemudian membeli produk-produk wisata Aceh.

"Nah para buyer potensial ini seluruh Indonesia datang ke Aceh, Insya Allah Minggu pagi ini mereka sudah mulai datang dan mereka akan berada di Aceh sejak 21-25 Maret. Nanti mereka akan mengunjungi destinasi wisata di Banda Aceh dan Aceh Besar serta Sabang," ujar Popon.

"Nah para seller, itu kita wajibkan seluruh pelaku pariwisata Aceh yang ada sekarang ini, mereka harus menjual paket wisata Aceh, jadi nggak ada lagi seller yang menjual paket wisata negara lain.

Nah, itu yang kita harapkan mereka datang dengan anggaran dan tiket pesawat sendiri (khusus), kemudian sampai di sini kita jamu semuanya, kita tanggung hotel, penginapan dan segala macam. Dan ini juga kerjasama yang solid antara seluruh industri," tambahnya.

Pihaknya juga mendapatkan diskon besar dari Hermes Palace untuk bisa melaksanakan program ini, kemudian mendapatkan fasilitas-fasilitas lainnya dari berbagai pihak yang mendukung.

"Itu bus segala macam, transportasi bahkan objek-objek wisata seperti di Mibo dan segala macam, menurunkan harga secara drastis, fantastis khusus untuk menjamu buyer potensial yang datang ke Aceh. Strategi seperti itu yang kita lakukan, supaya semangat yang sudah kita deklarasikan bisa terwujud, sehingga para pelaku pariwisata bisa bangkit dan mendapatkan kembali omset-omsetnya," ungkap Popon.

ASPPI Aceh juga menyampaikan, perhatian dan kepedulian pemerintah kepada pelaku industri pariwisata selama ini dinilai sangatlah positif. Hal ini ditandai dengan stimulus-stimulus yang diberikan seperti mempermudah perizinan dan juga bantuan seperti sembako kepada para pelaku pariwisata serta koordinasi dan komunikasi yang baik terus berlangsung antara ASPPI dan Dinas Pariwisata Aceh.

"Bahkan kita ASPPI sendiri membuat Juknis untuk pariwisata di Aceh, mengajukan ke dinas pariwisata, mereka dengan terbuka menerima, mengesahkan dan silakan jadikan ini sebagai Protap industri pariwisata, dan alhamdulilah sampai sekarang pelaku pariwisata itu semua sudah menerapkan prokes," ujar Popon.

"Kita juga pernah mendapat bantuan dari Kementerian Pariwisata, pernah dapat bantuan uang dari hasil konser Bersama Jaga Indonesia, hasil donasinya dibagikan untuk seluruh pelaku pariwisata yang ada di Indonesia dan juga pelaku ekonomi kreatif serta pelaku pariwisata yang ada dibawa naungan ASPPI, semuanya dapat," tambahnya.

"Jadi saya pikir untuk pemerintah sendiri, terutama Pemerintah Aceh dari sejak Juni kemarin sudah peduli kapada para pelaku industri pariwisata yang hampir lumpuh akibat pandemi Covid-19 ini," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda