kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Oryza Keumala : Siasat Agar Bisnis Bertahan di Pandemik Corona

Oryza Keumala : Siasat Agar Bisnis Bertahan di Pandemik Corona

Minggu, 09 Agustus 2020 19:40 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: doc.dialeksis

DIALEKSIS | ACEH - Jika ditelusuri ternyata data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018 potensi berkembangnya dunia bisnis dikalangan milenial terbuka lebar, dimana milenial mengisi 23,95% dari total penduduk Indonesia yang mencapai 265 juta jiwa.

Dari data BPS, sebagian milenial membangun bisnis merujuk hasil riset Sea Group dan World Economic Forum (WEF), dari 14.000 anak muda di Indonesia, sebesar 24% ingin membangun bisnisnya sendiri.

Namun, mirisnya potensi pembisnis dikalangan milenial semakin kecil dan lesuh berkembang ditengah wabah Covid 19. Mungkin rencana membangun dan menjalankan bisnis harus terhenti akibat adanya pandemi Covid 19. 

Menyingkapi fakta itu, Oriza Keumala pembisnis dari kalangan milenial memberikan siasat (trik-red) agar bisnis dapat bertahan selama pandemi corona terjadi. Menurut Ory sapaan akrabnya, pandemi Covid 19 mempengaruhi hampir semua sektor bisnis hingga produktifitas yang menurun. Perlu trik-trik khusus untuk menghadapi situasi ini agar usaha tetap dapat berjalan. Untuk itu ada tiga saran bagi kalangan milenial di Aceh maupun nasional agar bisnis bisa bertahan.  

Pertama, Ory mensarankan perketat efisiensi dan pertajam efektivitas. Potong semua pengeluaran yang tidak perlu, coba buka kembali catatan kas keuangan usaha, lihat poin-poin mana yang bisa ada hilangkan dan mana yang bisa kurangi. Ini perlu dilakukan karena kita memasuki Survival Mode (bertahan) karena kita tidak tahu kapan situasi pandemik covid-19 ini berakhir dan efisiensi adalah kunci bertahan hidup.

“Pelajari kembali ritme-alur usaha, tentukan kapan waktu yang efektif melakukan penjualan dan segmentasi pasar apa yang paling efektif bisnis dapat penetrasi. Fokuskan energi dan kekuatan pada titik-titik yang lebih potensial berhasil mendulang keuntungan,” rincinya.

Selain itu, saran lainnya Ory agar manfaatkan media sosial secara maksimal. Perluas jangkauan pasar dengan media sosial untuk membuka potensi-potensi yang selama ini tidak terjamah. Selain media pemasaran gratis media sosial menyediakan banyak keunggulan dari segi jangkauan dan kemampuan menjalin komunikasi dengan customer base. Sehingga lebih memahami apa yang customer anda butuhkan di era sekarang. 

Khusus untuk bisnis kuliner yang menyediakan dine-in (makan ditempat), “Mengingat himbauan social distancing yang ketat, sudah bisa meniru pola bisnis Ghost Kitchen (restoran yang tidak menyediakan makan di tempat dan lebih mirip dapur yang melayani penjualan online). Pastikan usaha kuliner terdaftar di platform semacam grab food atau go food. Sehingga anda tetap dapat melakukan penjualan dengan pelanggan anda dengan mengirimkanya langsung kerumah,” tegasnya.

Dirinya menegaskan kembali, bangun empati melalui komunikasi dua arah. Media sosial memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli. “ini adalah kesempatan untuk membangun empati terhadap usaha sendiri, tentunya dengan terus mendukung usaha, customer juga turut membantu dan memastikan semua elemen (karyawan, supplier bahan baku dan produksi) yang terlibat di dalam bisnis dapat bertahan dalam situasi seperti ini,” ujarnya. 

Hal ketiga saran dari Oryza tetap tenang dan berpikir kreatif. Walau situasi semakin sulit kita harus tetap tenang dengan begitu kreatifitas tidak mati. “Jika bisnis retail, coba analisa produk barang apa saja yang dibutuhkan banyak orang di era new normal ini? Identifikasi kebutuhannya dan pelajari potensinya. Siapa tahu dapat menemukan bisnis baru yang lebih berpotensi menyelamatkan selama pandemik ini,” jelasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda