kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Nazrul Zaman: Ekspor Aceh Masih Kecil Bukan Besar, Pemerintah Harus Pikir!

Nazrul Zaman: Ekspor Aceh Masih Kecil Bukan Besar, Pemerintah Harus Pikir!

Selasa, 07 September 2021 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Pengamat kebijakan publik, Dr Nasrul Zaman. [Foto: Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pelabuhan yang ada di Aceh yang dinilai mengalami penurunan mendapati perhatian khusus oleh Pengamat di Aceh.

Pelabuhan Krueng Geukuh salah satunya. Sebelumnya Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unimal, Wahyuddin Albra kepada Dialeksis.com, Senin (06/09/2021) mengatakan, pelabuhan krukuh masih aktif. Cuman aktifitas nya yang sangat minim.

Hal itu disebabkan beberapa faktor, yaitu, Aktifitas pelabuhan sangat ditentukan oleh aktifitas pelaku bisnis di daerah ini, dari dulu kondisi aktifitas pelabuhan sudah sangat minim di tambah lagi dengan kondisi pandemi seperti sekarang ini tentu berdampak signifikan dengan aktifitas pelabuhan.

Ia menjelaskan, penyebab utama sebenarnya komoditas atau barang-barang yang mau di eksport yang berasal dari Aceh Utara dan sekitar sangat kurang dan tidak tersedia secara kontinyu.

Kemudian, Dialeksis.com, Selasa (07/09/2021) menghubungi Pengamat kebijakan publik, Dr Nasrul Zaman untuk diwawancara mengenai hal itu.

Dirinya mengatakan, dalam hal ini karena Aceh tidak ada yang bisa diekspor.

“Pertama, yang paling terpenting adalah soal produksi kita, apa yang kita produksi?, kemudian, kenapa ekspor Crued Palm Oil (CPO) itu kenapa harus dari Belawan? Kenapa tidak ada dari Krueng Geukuh!, disinilah upaya pemerintah harus berpikir keras atau memberi larangan atau sebuah kebijakan untuk ekspor produk Aceh itu melalui Krueng Geukuh!,” tegas Nasrul Zaman.

Dirinya mengatakan, Kedua, Produksi Aceh itu masih terbatas, CPO ajalah dulu kita minta untuk ekspor dari pelabuhan Krueng Geukuh atau dari Kota Langsa.

“Dan pelabuhan itu akan aktif jika lintas Ekspor-Impor, kalau tidak ada lintas tersebut pelabuhan itu tidak akan aktif, dan persoalan disini adalah ekspor-impor Aceh itu masih di Belawan, belum ada misalkan tidak ada upaya serius dari pemerintah Aceh untuk mendorong ekspor-impor menggunakan pelabuhan Krueng Geukuh ataupun Kuala Langsa,” tukasnya kepada Dialeksis.com, Selasa (07/09/2021).

Nasrul Zaman menyampaikan, dalam hal ini pemerintah Aceh belum serius membangun ekspor-impor Aceh.

“Beberapa pelaku usaha kemarin yang berhasil ekspor perikanan itu masih skala kecil, itu suatu hal yang bagus, namun saat ini di Aceh belum ada, ekspor yang skala besar, dikarenakan kapal besar tidak ada yang sandar di Krueng Geukuh dan Kuala Langsa. Dan ekspor komiditi yang besar itu misal CPO, itu termasuk skala besar dan pasti akan pakai kapal besar, dan kapal-kapal itu yang bawa ke Eropa dan sebagainya, dan jika cuma ekspor ke malaysia dari produk perikanan itu masih skala kecil,” jelasnya.

Nazrul Zaman mengharapkan, CPO harus diekspor dari pelabuhan Krueng Geukuh ataupun Kuala Langsa, karena dapat menghasilkan potensi jutaan Dollar.

“Pemerintah Aceh disini harus berpikir demi kemajuan Aceh, jangan hanya mikir Pokir dan pendapatan saja, harus berpikir bagaimana majunya Aceh dan dapat mensejahterakan Aceh,” tutupnya kepada Dialeksis.com. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda