Nasrul Zaman: Aceh Tak Berhenti Pecahkan Rekornya Sendiri
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pengamat Kebijakan Publik, Dr. Nasrul Zaman menyebutkan, jika 12 Juli 2020 yang lalu Aceh mendapat tambahan sejumlah 100 kasus baru maka rekor yg awalnya dianggap tertinggi tersebut, mak pada Senin 17 Agustus 2020 Aceh mendapat tambahan kasus baru sejumlah 168 yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama covid 19 di Aceh.
Ia menilai, kasus ini semakin menunjukkan kalau pecegahan dan penanganan covid 19 di Aceh dilakukan dengan pendekatan yang lamban dan tidak TSM (terstruktur, sistematis dan massif). Harus diingat kalau kasus itu di dominasi oleh pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium FK Unsyiah sedangkan untuk pemeriksaan specimen lain dilakukan di Jakarta yang membutuhkan waktu berhari-hari.
"kita tidak dapat membayangkan kalau sampai temuan specimen pada kasus yang diperiksa di Jakarta ternyata lebih dominan positif covid 19 padahal warga tersebut dalam beberapa hari masih berkeliaran di tengah warga masyarakat karena belum mendapat hasil test nya," terang Nasrul kepada dialeksis.com, Selasa (18/8/2020)
Menurutnya, kasus yang didapat pada Senin kemarin, bisa menjadi suatu yang disyukuri jika temuan ini seluruhnya ditemukan oleh hasil pemeriksaan laboratorium FK Unsyiah karena bisa secepatnya dilakukan beberapa pengkondisian pembatasan atau isolasi pada warga positif covid 19 dimaksud, namun akan menjadi tragedi jika dominan kasus hari ini adalah hasil pemeriksaan yang dilakukan laboratorium di Jakarta.
"Sebagai warga yang memiliki sedikit pengetahuan tentang pemberdayaan kesehatan masyarakat, keadaan ini bisa disimpulkan bahwa jumlah warga positif covid 19 tersebut belum berada pada titik kulminasi karena kelak jika laboratorium litbangkes Aceh telah beroperasi kembali dan laboratorium swab PCR mobile yang dijanjikan pemerintah Aceh telah juga beropereasi maka jumlah kasus dipastikan akan meningkat signifikan," ungkapnya.
namun, kata Nasrul, jumlah yang meningkat siginifikan akan menjadi satu strategi yang baik dalam penanganan isolasi terhadap gerak paparan warga yg menjadi agent positif covid 19 tersebut.
"Sekali lagi saya sampaikan agar plt gubernur Aceh segera membentuk tim ahli pencegahan dan penaganan covid-19 Aceh, jangan tunggu lama-lama," pungkasnya. (IDW)