Nasir Djamil Sebut Penegakan Syariat Islam Bukan Hanya Tugas DSI Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Alfi Nora
Tangkap Layar
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Forum Bersama (Forbes) DPR RI/DPD RI asal Aceh, M Nasir Djamil mengatakan, kelemahan daerah Aceh berada pada pemimpin yang tidak kuat. Bahkan, kata dia, masyarakat juga harus tahu dengan apa yang sebenarnya ada dalam pemikiran seorang pemimpin.
"Rakyat perle diteupeu peu asoe ule pemimpin, jinoe kan hana tatepeu tanyoe (rakyat perlu tahu dengan pemikiran pemimpin, sekarang kan kita tida tahu)," kata Nasir Djamil saat mengunjungi kediaman dayah Tgk Jalaluddin atau akrab disapa Waled Krueng Geukueh, Aceh Utara, Jumat (26/2/2021).
Nasir melanjutkan, bagi semua Dinas di Aceh, perlu dirumuskan pembangunan Syariat Islam sebagai pilar utama di setiap Dinas, dalam artian semua Dinas menegakkan Syariat Islam secara bersama-sama.
Namun, kata dia, sekarang ini hanya terkesan bahwa penegakan Syariat Islam hanya menjadi tupoksi dari Dinas Syariat Islam (DSI) saja.
"Bukan tugas Dinas Syariat Islam manteng. Nyoe kan sang-sang pelaksanaan syariat islam tugas Dinas Syariat Islam sagai, peu lom meunye kepala dinas hana meuphom syariat, ka keuh (bukan tugas Dinas Syariat Islam saja. Sekarang kan seolah-olah pelaksanaan syariat Islam hanya tugas Dinas Syariat Islam, apalagi kalau misalnya Kepala Dinasnya tidak mengerti syariat, runyam)," jelas Nasir dalam video unggahan akun Instragram pribadi.
Ia mengatakan, para ulama juga harus terlibat dalam segala perumusan kebijakan-kebijakan pemerintah, misalnya ulama ikut menyeleksi Qanun-qanun yang akan dibuat oleh DPR Aceh.
Terakhir, ia meminta pengurus-pengurus dayah untuk membantu meningkatkan level anak dayah.
"Mari ta tingkatkan kapasitas dayah-dayah, ta bantu-bantu, mereka ikot ta mendampingi, meningkatkan level. (mari kita tingkatkan kapasitas dayah, kita bantu-bantu, mereka ikut kita dampingi, meningkatkan level), dari yang di bawah naik ke menengah dari menengah naik ke atas,"pungkas dia.